Poskaltim.id, Samarinda — Anggota DPRD Kaltim, Syafruddin, menilai kinerja Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim (Dispar Kaltim) belum maksimal dalam mengelola sektor pariwisata di sepuluh kabupaten/kota.
“Saya menilai Pemprov Kaltim dalam hal ini Disnas Pariwisata belum serius dan belum maksimal dalam memanfaatkan potensi pariwisata yang ada di daerah ini. Padahal sektor pariwisata dapat menjadi sumber pendapatan alternatif selain sektor pertanian, perikanan, dan pertambangan,” tegasnya belum lama ini. (Jumat, 24/11/2023).
Dirinya menilai salah satu indikator yang menjadi dasar belum seriusnya Dispar Kaltim mengelola pariwisata adalah masih kurangnya infrastruktur penunjang, seperti jembatan, jalan, sarana toilet umum, dan pendukung lainnya.
Ia mengatakan hal ini akan menghambat perkembangan pariwisata dan menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Kaltim, padahal Kaltim memiliki potensi wisata yang tidak kalah dengan provinsi lainnya di Indonesia.
“Lima tahun kepemimpinan Isran Noor-Hadi Mulyadi, belum ada perhatian khusus pada pariwisata. Padahal habisnya batubara, minyak dan gas, semuanya kan menjadikan pariwisata sebagai sumber alternatif pendapatan Kaltim,” ujarnya.
Syafruddin mencontohkan beberapa objek wisata yang perlu mendapatkan perhatian dari Pemprov Kaltim, seperti Pulau Derawan, Sungai Mahakam, Taman Nasional Kutai, dan Bukit Bangkirai yang berdekatan dengan Ibu Kota Nusantara.
Ia mengatakan objek-objek wisata tersebut memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Karena Kaltim memiliki ciri khas pariwisata dengan minat khusus pada hutan dan habitat satwanya.
“Kaltim ini memiliki modal kawasan yang bisa dikelola dan dijadikan wisata menarik, tapi tidak diseriusi,” ujarnya.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim itu mengatakan komisinya akan mengawasi dan mengawal anggaran yang dialokasikan untuk sektor pariwisata. Ia berharap Pemprov Kaltim dapat lebih serius dan profesional dalam mengelola pariwisata.
Syafruddin mengatakan sektor pariwisata jika dikelola dengan serius, bisa menjadi sumbangsih terbesar PAD. Ia mengatakan Pemprov Kaltim melalui Dinas Pariwisata perlu mencari solusi alternatif untuk menunjang sumber pendapatan daerah.
“Kita harus bisa memanfaatkan momentum IKN sebagai peluang untuk mengenalkan pariwisata Kaltim ke dunia. Kita harus bisa bersaing dengan daerah-daerah lain yang juga memiliki potensi wisata,” tutur Syafruddin. (Qiqi/Adv/DPRDKaltim)