Poskaltim.id, Berau – Eksotisme Kabupaten Berau dengan potensi laut dan pantai-pantainya yang indah ternyata masih belum dapat menarik wisatawan karena mahalnya ongkos transportasi ke destinasi wisata tersebut.
Anggota DPRD Kaltim, M Adam Sinte menyoal harga tiket pesawat ke Berau yang mahal. Dampaknya, wisatawan harus berpikir dua kali untuk mengunjungi Berau yang tersohor dengan keindahan pantai dan lautnya.
Ia mengambil perbandingan harga tiket pesawat ke Bali yang lebih murah ketimbang ke Berau. Praktis, pelancong khususnya dari dalam negeri lebih memilih Bali sebagai destinasi wisatanya.
“Kalau dilihat wisatawan yang datang ke Bali lebih banyak dari pada ke Berau, karena biaya yang mahal sampai ke sini. Kalau ke Bali, hanya dengan biaya Rp 2 juta sudah sampai, tapi ke sini biayanya lebih banyak, sampai Rp 5 Juta lebih,” ujarnya saat dihubungi baru-baru ini.
Tak beda dengan apabila wisatawan menggunakan jalur transportasi darat, infrastruktur jalan menuju Berau tidak dalam kondisi mantap, termasuk fasilitas, sarana dan prasarana penunjang yang kurang memadai.
Adam Sinte mensinyalir, bila tidak ada pembenahan, ia khawatir jumlah wisatawan menuju beberapa destinasi wisata yang ada di Berau terus mengalami penurunan.
Anggota Komisi II DPRD Kaltim ini lebih lanjut mengatakan, Pemprov Kaltim harus hadir mengatasi persoalan tersebut. Mulai dari perbaikan kondisi jalan, akses dan fasilitas penunjang lainnya. Ini sangat penting mengingat potensi pariwisata yang dimiliki Berau sangat besar untuk memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kaltim.
“Kalau jalan-jalan sudah mulus, walaupun wisatawan yang datang harus lewat darat, tapi mereka bisa menikmati perjalanan dengan menyenangkan,” ujarnya.
Jika wisatawan harus melalui transportasi darat, ia mengusulkan harus tersedianya rest area untuk beristirahat. Rest area juga harus bersih dan nyaman, agar wisatawan yang berkunjung tidak merasa jenuh dalam perjalanan mereka.
Ia menerangkan, rusaknya sejumlah ruas jalan menuju Berau disebabkan aktivitas kendaraan tambang batu bara dan kelapa sawit. Padahal, sudah ada payung hukum yang jelas mengatur penggunaan jalan umum dan jalan khusus. Sehingga ia meminta ada tindak tegas dari Pemprov Kaltim dan penegakan hukum .
“Tapi memang banyak kendala kita. Saya dapat informasi, jalan-jalan kita, jalan negara, jalan provinsi masih dikuasai truk-truk pengangkut CPO dan batubara, padahal Perda kita sudah mengharuskan mereka membuat jalan khusus, kecuali crossing jalan tapi itu harus ada izin juga. Ini harus dibenahi,” tegasnya.(Qiqi/Adv/DPRDKaltim)