Poskaltim.id, Kutai Timur – Saat ini maraknya video dan pernyataan masyarakat jika sepeda motor dan beberapa kendaraan roda empat mengalami mati mesin usai mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM). Ada yang mengisi BBM jenis Pertamax, Pertamax Turbo bahkan bensin jenis Pertalite. Diduga BBM ini tercampur dengan bahan lainnya, namun belum ada peperiksaan laboratorium oleh Pertamina.
Keluhan ini juga dirasakan oleh warga Sangat, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) yang dilontarkan oleh beberapa pengguna sosial media Instagram yang menyebutkan bahwa setelah mengisi ulang BBM kendaraan roda dua nya mengalami kondisi tersendat pada saat di gas dan mudah mati.
“Motor ku brebet-brebet (sendat-sendat) sama gampang mati habis isi di pom bensin,” ucap salah satu pengguna Instagram saat mengomentari postingan video dari akun Instagram Sangattaku.
Menanggapi kasus tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutai Timur didampingi Dinas Perhubungan, serta Kepolisian melakukan inspeksi mendadak di SPBU Jalan Yos Sudarso Kecamatan Sangatta Utara dengan melakukan pengetesan kadar air.
Proses uji kadar air tersebut melalui beberapa rangkaian yakni dengan memasukan ketiga jenis BBM (Petralite, Pertamax, Pertamax Turbo) di wadah dengan volume 1 liter dan di masukan stik yang telah diolesi Water Paste (pasta air) dan apa bila terdapat campuran air maka pasta tersebut akan berubah warna menjadi merah. Namun dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukannya kadar air yang mengontaminasi dari ketiga jenis BBM tersebut.
Tak hanya itu, untuk lebih memastikan Disperindag pun memeriksa di mobil tangki yang baru sampai pada hari itu dengan muatan 8.000 liter Pertalite hingga menguji pada tangki tanam dengan menggunakan metode serupa, tetapi tak juga mendapatkan hasil bahwa dari masing-masing jenis BBM tersebut tercampur air.
Atas hasil tersebut, Kadisperindag Kutai Timur, Nora Ramadhani menyatakan kesimpulan terhadap hasil sidak yang dilakukan itu karena tidak ditemukan kandungan air yang tercampur maupun perubahan warna pada BBM di SPBU tersebut.
“Ini kabar baik untuk kita, termasuk masyarakat Kutai Timur supaya tidak ragu-ragu mengisi bensin atau BBM jenis lain di SPBU,” ucap Nora saat dimintai tanggapannya usai kegiatan sidak pada Selasa, (8/4/2025) sore.
Sementara itu, Sales Branch Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Azri Ramadan Tambunan mengatakan sebelum ramai nya kasus tersebut, pihak Pertamina telah rutin melakukan inspeksi sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) di seluruh SPBU wilayah Sangatta dengan beberapa rangkaian proses mulai dari sampling hingga uji laboratorium guna mengetahui lebih detail.
Namun sejauh ini belum ditemukan dugaan terkait BBM yang terkontaminasi oleh air dan hasil dari uji laboratorium menunjukan kualitas dari BBM tersebut masih terjaga.
“Saat ini kami juga rutin melakukan pengecekan di seluruh SPBU-SPBU di Sangatta terkait dengan quantity dan quality (kuantitas dan kualitas). Namun ini kita lebih dalami lagi, maksudnya lebih dalami lagi pengecekan, bahkan kita ada kirim sampel ke lab,” jelas Azri saat dikonfirmasi melalui telepon di aplikasi WhatsApp Pukul 20.30 Wita.
Namun terkait dugaan oplosan tersebut, pihaknya tetap berusaha semaksimal mungkin mencari titik permasalahan dengan bantuan beberapa pemangku kepentingan terkait, kepolisian hingga anggota dewan dengan mengirimkan sampel-sampel ke lab swasta.
“Ya, mudah-mudahan cepat dapat titik temunya lah gitu ya benang merahnya itu seperti apa sebenarnya. Kami di samping itu kami juga terus memperketat, pengawasan kami untuk di Kita juga pada intinya tidak ingin membuat konsumen kita kecewa,” ujarnya.(*)