Poskaltim.id, Kecamatan Maratua – Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada Triwulan III 2021 masih tumbuh sebesar 4,51 persen. Pertumbuhan ini diprediksi masih bisa naik dikarenakan kinerja ekspor batu bara dan crude palm Oil (CPO) masih berjalan lancar dan kencang.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Tutuk SH Cahyono dalam acara Capacity Building Wartawan Ekonomi dan Bisnis yang berlangsung di Resort Pratasaba, Pulau Maratua, Kabupaten Berau, (5-7/11/2021) mengatakan dua komoditas inilah yang saat ini masih menyelamatkan perekonomian Kaltim di Triwulan III tengah mulai melandasinya pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Ditinjau pada lima provinsi di Kalimantan, pertumbuhan ekonomi Kaltim ini terendah setelah Kalimantan Tengah (sebesar 3,57 persen). Pertumbuhan tertinggi berada di Kalimantan Utara sebesar 5,24 persen, disusul Kalsel sebesar 4,80 persen dan Kalbar sebesar 4,60 persen.
“Tetapi itu jangka pendek karena dunia sudah mulai beralih kepada energi baru terbarukan. Kaltim harus sudah menggeser dari ekspor batu bara untuk menciptakan sumber ekonomi baru yaitu pariwisata dan ekonomi kreatif, perikanan perkebunan dan harusnya ada kawasan industri yang menjadi motor penggerak ekonomi,” ujar Tutuk.
Dijelaskan Tutuk, di saat pandemi Covid-19 masih tinggi di Triwulan I dan II 2021, sektor yang paling terdampak adalah industri pengolahan, termasuk penjualan CPO ataupun minyak dan gas.
Begitupun pada sektor perdagangan karena mobilitas masyarakat mengalami penurunan. Sementara itu, konsumsi rumah tangga dan beberapa komoditas lainnya juga mengalami penurunan.
“Kalau kita berbicara domestik, agak lambat pertumbuhannya pada Triwulan ke III. Namun, jika berbicara ekspor, pertumbuhan ekonomi Kaltim sudah mulai cerah,” jelas Tutuk dalam penggambaran ekonomi Kaltim secara umum.
Sedangkan beberapa sektor industri masih tertahan karena level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Tetapi sektor konstruksi masih berjalan dengan baik karena adanya pembangunan skala menengah dan besar seperti halnya pembangunan Bendungan Semoi di Kabupaten Penajam Paser Utara yang berada di wilayah calon ibu kota negara.
Tutuk Cahyono yang akan segera melepaskan jabatannya di BI Kaltim menyebutkan jika Kaltim perlu berbenah dan membuka peluang untuk sektor-sektor yang dapat menopang perekonomian, tanpa batu bara ataupun migas.
Sektor yang dilirik adalah sektor pertanian dalam arti luas yaitu perkebunan, perikanan, pertanian dan kehutanan. Selain itu perhatian terhadap pariwisata dan ekonomi kreatif terus digalakkan.
Bank Indonesia Kaltim dalam beberapa tahun terakhir telah fokus pada pengembangan pariwisata di Kepulauan Derawan dan Maratua sebagai basis ekonomi masa depan yang berkelanjutan (sustainable).
Selain bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, BI Kaltim juga telah bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam Program Pengembangan Sosial. Disini Bank Indonesia Kaltim mengembangkan produk pariwisata berbasis masyarakat.
“Untuk pariwisata kita telah bekerjasama dengan ITB untuk membangkitkan UMKM dan sektor-ekonomi kreatif lainnya. Harapannya, ekonomi kreatif dapat mendukung pariwisata di Maratua dan mampu menyejahterakan masyarakatnya,” ucap Tutuk.(Penulis: Yuliawan Andrianto)