Poskaltim.id, Samarinda — Pemerintah Kalimantan Timur terus berupaya memberikan pembelajaran sejarah perjuangan daerah di sekolah-sekolah. Paling tidak hal itu dilakukan oleh Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim.
Bidang Kebudayaan Disdikbud Kaltim, mengundang perwakilan siswa dan guru SMA dan SMK se Kaltim untuk mengikuti kegiatan Lawatan Sejarah Daerah yang dilaksanakan pada pada tanggal 2 – 5 November 2021.
Kepala Bidang Kebudayaan, Yekti Utami,S.Sen,.M.Pd., mengatakan Lawatan Sejarah Daerah yang bertema “Menelusuri jejak Sejarah Perjuangan di Loa Kulu, dalam rangka memperkokoh jati diri dan karakter generasi muda”.
“Kegiatan ini diikuti 30 peserta terdiri atas guru pendamping 10 orang dan siswa 20 orang. Setelah mendapat pembekalan dari narasumber di Hotel Grand Sawit. Mereka dibawa berkunjung ke objek situs sejarah di Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Di sana mereka akan menggali informasi keberadaan situs dari narasumber setempat,” jelasnya, saat diwawancara.
Paling tidak diharapkan, paling ada lima situs sejarah yang dikunjungi di Loa Kulu yakni Magazine atau Gudang Senjata peninggalan Belanda, Tugu Pembantaian Jepang, Transportasi Angkutan Batu bara, Tugu Penyerahan Kekuasaan Belanda dan Perumahan zaman Belanda.
Dalam sambutannya pada acara pembukaan, Kepala Disdikbud, Kaltim, Anwar Sanusi,M.Pd. mengatakan, mempelajari sejarah merupakan salah satu cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam arti luas. Di ibaratkannya seperti sebuah ungkapan, “belajarlah dari sejarah”.
Sejarah berpijak pada masa lampau yang dianalisa untuk memahami masa kini dan diproyeksikan untuk merencanakan masa depan,
“Generasi penerus kehidupan bangsa harus tahu sejarah agar semakin kokoh persatuan dan kesatuan bangsa di masa-masa mendatang,”pinta Anwar Sanusi.
Salah seorang peserta, Siswa SMAN 3 Bontang, Krisna Timoti Qomara sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Menurutnya, setelah menggali informasi situs perjuangan itu, dirinya diharuskan dapat menulisnya dan memaparkannya di hadapan narasumber.
“Saya sangat beruntung mendapat kesempatan mengikuti kegiatan ini. Di Loa Kulu saya mendapat tugas mengunjungi situs pembantaian Zaman Jempang. Di sana ada lubang sumur untuk memasukan jasad yang dibantai. Ada ratusan orang yang dibantai yang dimasukan di lubang sumur itu,”jelas, Krisna, bersemangat.(*/Misman)