Prodi Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Air POLNES Bantu Warga Desain Instalasi Pemanen Air Hujan

Poskaltim.id, Samarinda — Kota Samarinda dapat dikatakan memiliki sumber air baku yang melimpah, dibelah oleh Sungai Mahakam dan curah hujan yang cukup tinggi sehingga sering terjadi banjir di berbagai wilayah. Namun hal ini belum menjamin bahwa masyarakat sepenuhnya dapat menikmati air bersih yang sehat.

Masih terdapat wilayah penduduk: rumah, tempat ibadah, pendidikan dan berbagai fasilitas lainnya yang belum terjangkau oleh penyedia air bersih / PDAM setempat atau mengalir tapi dengan debit yang sangat kecil (jauh di bawah debit kebutuhan normal).

Salah satu fasilitas umum yang lokasinya cukup dekat dengan Sungai Mahakam tetapi terkendala oleh ketersediaan air bersih adalah Musholla Al Mahmudi. Musholla ini terletak di Jalan Dr. Ciptomangunkusumo, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, berada di daerah cukup tinggi dan belum tersentuh jaringan PDAM Kota Samarinda.

Warga pengguna musholla telah mengupayakan menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan bersuci dan kebersihan musholla. Terdapat satu tandon penampung air yang belum mencukupi dan belum dilengkapi sistem penyaring untuk memisahkan kotoran yang terperankap di air hujan.

Penampungan air hujan ke dalam bak dan tandon ini merupakan “Sistem pemanenan air hujan yang paling sederhana”, namun cukup efisien.

Melihat hal ini, Prodi Teknologi Rekayasa Konstruksi Bangunan Air tergerak untuk membantu warga dalam memenuhi kebutuhan akan ketersediaan air bersih melalui kegiatan penyediaan Instalasi Pemanen Air Hujan (PAH). Tiga tim terlibat dalam kegiatan ini yaitu Tim Desain Instalasi PAH, Tim Penyediaan Material dan Alat serta Tim Pelaksana Pembuatan serta Pemasangan Instalasi PAH.

Sebelum pembuatan dan pemasangan Instalasi PAH diperlukan proses perancangan atau desain agar sesuai dengan kondisi penempatan, pemanfaatan dan ketersediaan material. Hasil desain yang berupa gambar inilah yang dijadikan panduan pada saat pelaksanaan.

“Gambar desain ini harus lengkap meliputi denah penempatan, tampak samping atau tampak depan yang bisa ditunjukkan dengan arah baca gambar melalui gambar potongan yang dilengkapi dengan keterangan komponen dari Instalasi PAH tersebut” ujar Daru Purbaningtyas, ST, MT selaku Dosen yang mewakili Tim Desain.

Sedangkan Tim Desain Instalasi PAH ini terdiri dari Dosen berkolaborasi dengan PLP dan mahasiswa Prodi TRKBA Polnes. Adapun dosen dalam tim ini adalah Daru Purbaningtyas, ST, MT,, Kukuh Prihatin, ST, MT. dan Ir. SSN. Banjarsanti, MT.

Dijelaskannya, terdapat tiga komponen dasar pada sistem pemanen air hujan, yaitu permukaan atap untuk penangkapan air hujan, talang untuk alat penyaluran air hujan ke tempat penampungan, dan bak/kolam untuk tempat penyimpanan air hujan.

Cara kerja instalasi pemanen air hujan (PAH) adalah air hujan yang tertangkap di atap rumah kemudian dialirkan melalui talang atau pipa menuju bangunan IPAH (tandon air). Air yang tersimpan pada tandon kemudian dapat dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari, seperti mencuci, menyiram tanaman, kegiatan lain yang membutuhkan air. (adv)

 

 

 

About Redaksi

Check Also

Pembuatan Kurva Hubungan Kedalaman Aliran di Sungai Karangmumus untuk Perencanaan Bangunan Pengaman Jembatan

Poskaltim.id, Samarinda — Para dosen dari program studi Magister Terapan Rekayasa Perawatan dan Restorasi Jembatan …

UMKM Barokah Terima Pelatihan Bahasa Inggris Bisnis

Poskaltim.id, Samarinda — Dalam era globalisasi dan digitalisasi 4.0 dewasa ini, persaingan bisnis semakin ketat, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *