Pengenalan Metode Pictures Dictation untuk Anak TK di Samarinda

Poskaltim.id, Samarinda — Dalam proses pembelajaran bahasa  asing, termasuk Bahasa Inggris, sebaiknya dikenalkan  lebih awal agar anak-anak pada taraf usia  dini dapat lebih mudah memahami.

Anak-anak yang masih memiliki alat wicara yang masih lentur, mudah menangkap pelajaran dan juga mudah dalam menerima unsur-unsur  dalam bahasa asing, seperti halnya bahasa Inggris.

Pengenalan nama binatang, nama sayur-sayuran serta nama-nama  bentuk benda yang ada di sekitar mereka. Kebanyakan anak pada taraf usia dini masih mengenali kata yang berjenis kata benda, sedikit kata kerja (kata kerja sehari-hari) dan kata sifat. 

Tim pengabdian kepada masyarakat Jurusan Akuntansi Dosen Politeknik Negeri Samarinda melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada taman kanak-kanak di Kota Samarinda. Kegiatan tersebut bertema “Pelatihan dan Pengenalan Metode Pictures Dictation untuk anak Taman Kanak-kanak di Samarinda”.

Tim ini terdiri dari dosen-dosen Program Studi D3 Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) yaitu Rahmawati Fitriana, Nur Fachman Tjetje, dan Fariyanti serta  dibantu dua orang mahasiswa pendamping yaitu Ereka dan Sevy.

Pengenalan teknik picture dictation adalah salah satu cara untuk mengasah kelenturan wicara anak-anak tersebut. Dari sekian banyak metode  yang dapat diterapkan dalam  pengenalan kosa kata dalam Bahasa Inggris, metode Pictures Dictation  yang diyakini  menjadi metode  yang tepat untuk membantu pengenalan kosa kata dan memahami berbagai kosakata dalam Bahasa Inggris.

Hal ini dikarenakan metode Pictures Dictation  dirancang  sedemikian rupa dengan memberikan gambar yang menarik sekaligus   dilengkapi  dengan kosa kata dan dilatih  cara pengejanya, pengucapannya dan pelafalannya.

Hal ini dimaksudkan agar anak  menjadi  lebih responsif dan  juga dengan mudah mengikutinya. Anak-anak juga terlihat   bersemangat ketika Tim Pengabdian mulai mempraktekan metode   tersebut, mulai dengan memperkenalkan diri, membalas   salam   menanyakan  nama mereka masing masing  dalam bahasa Inggris (sebagian anak mampu membalas ungkapan tersebut).

Selain itu anak-anak juga  mampu memberikan respon dengan ikut menjawab walaupun belum sesuai. Atheis seperti ini dapat menggugah keingintahuan anak untuk ikut terlibat dalam aktivitas belajar Bahasa Inggris.

Bahkan,  saat memperagakan  metode tersebut, anak-anak juga  menjadi lebih aktif karena sebagian mereka juga sudah mengenali bentuk gambar tersebut, sehingga suasana kelas juga menjadi lebih aktif. Pencapaian  anak-anak tersebut juga   sudah lebih dari tujuh puluh persen, karena  mereka  mampu memberikan respon saat ditanya dan mampu  menjawab kembali serta mempraktikkan  kosakata tersebut secara bergantian, walaupun ada beberapa anak masih belum memberikan respon  dengan cepat.

Secara keseluruhan pengenalan metode ini memberikan kesan yang sangat positif, hal ini dikarenakan   dengan responsif anak yang beragam, mulai dari  sebagian anak yang dengan cepat memberikan jawaban saat gambar disebutkan dan diberikan ejaan yang tepat dan saat dicoba di berikan gambar yang lain.

Sebagian anak menjawab dengan benar, sampai sebagian lagi  anak ikut bersorak, karena melihat temannya mampu menjawab dengan benar. Hal ini menjadi bukti bahwa pengenalan metode yang baru  dalam  belajar Bahasa Inggris memberikan rasa keingintahuan anak untuk ikut terlibat  secara mendalam.

Di dalam pengenalan metode ini juga secara tidak langsung  mempraktekan  hitungan  dalam  dalam Bahasa Inggris (menghitung abjad dalam nama mereka masing masing), lalu pengenalan warna warna, pengenalan abjad yang lebih banyak, pengenalan   benda  benda, pengenalan kata sifat dan kata kerja.

Untuk mengeksplorasi keingintahuan anak dalam belajar sesuatu (termasuk belajar bahasa Inggris), anak pada taraf usia dini memang perlu   dikenalkan berbagai metode, teknik ataupun  strategi yang mampu mengasah daya kritis  anak hingga   mampu belajar  untuk mengeksplor  benda-benda di sekitarnya, sehingga semua kemampuan   anak dalam belajar Bahasa asing (Bahasa Inggris) juga akan meningkat.

Harapan dari pelatihan  ini,  minat anak taman kanak-kanak dalam  belajar Bahasa Inggris  menjadi lebih dipacu, sering dipraktekan dan diterapkan di kelas, di rumah atau di lingkungan masing-masing secara berkala sehingga, pencapaian (output) anak dalam proses belajar Bahasa Inggris akan terindikasi meningkat dengan baik.(*/adv)

 

 

About Redaksi

Check Also

POLNES Adakan Pelatihan Pemahaman Metode Kerja dan K3 Pekerjaan Konstruksi bagi Pekerja Bangunan

Poskaltim.id, PENAJAM PASER UTARA — Saat ini, pembangunan kontruksi begitu masif terjadi di daerah Kabupaten …

Transformasi Digital Toko Arif: Sinergi Bersama Tim Pengabdian Prodi Bisnis Digital POLNES

Poskaltim.id, Samarinda — Tim Pengabdian Program Studi (Prodi) Bisnis Digital Politeknik Negeri Samarinda melalui program …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *