Poskaltim.id, Balikpapan – Kesempatan serap aspirasi atau yang lebih dikenal dengan istilah reses, digunakan oleh anggota DPRD Kaltim Mimi Meriami Pane untuk menemui warga untuk menyerap permasalahan dan usulan dari masyarakat.
Mimi hadir pada reses di Kota Balikpapan didampingi anggota Komisi IV DPRD Balikpapan, Ardiansyah bertempat di RT. O2 Kelurahan Gunungsari Ilir Balikpapan Utara pada Kamis (26/10/2023).
Dalam pertemuan reses yang ketiga bulan Oktober 2023 ini, Mimi dan Ardiansyah mendengarkan keluhan dan masukan dari masyarakat RT 02, Balikpapan Utara.
Mimi menerima keluhan dan masukan dari warga tentang pendidikan, penggunaan BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) klas III yang belum dapat dipakai, lulusan pelajar tingkat atas yang sulit mendapatkan pekerjaan hingga permintaan bantuan untuk kelengkapan fasilitas kursi ibu-ibu kelompok PKK.
Selain itu keluhan tentang sulitnya mendapatkan pasokan gas tabung melon 3 Kg, perbaikan jalan hingga status kota Balikpapan sebagai Kota Minyak namun minim minyak dan gas di masyarakat.
Seperti keluhan dari seorang warga bernama Mustakim yang mengutarakan jika banyak anak lulusan sekolah tingkat atas yang sulit untuk mencari kerja dan sulitnya orang tua menyekolahkan anak di sekolah negeri di Balikpapan Tengah.
Mimi Meriami Pane menjawab jika saat ini Pemerintah Provinsi Kaltim dan Pemkot Balikpapan telah memiliki program pelatihan kerja di BLKI dengan beberapa jurusan keahlian.
Ia menyarankan anak-anak yang telah lulus sekolah tingkat atas namun belum memiliki pekerjaan dapat mendaftar dan mengisi dengan keterampilan lain.
“Untuk anak yang sudah lulus sekolah hendaknya mendaftar dulu ke BLK (Balai Latihan Kerja) yang ada di Sepinggan. Disana banyak jurusan. Ada mesin bubut, ada menjahit, ada membuat roti. Jadi kalau sudah lulus dari sana maka putra putri kita dapat diterima sesuai jurusan masing-masing,” sarannya.
Sementara itu, Ardiansyah turut memberikan perhatian kepada permasalahan kekosongan gas elpiji 3 Kg padahal Balikpapan berjuluk sebagai Kota Minyak.
“Balikpapan hanya kelihatan obornya saja tapi dimana minyak dan gasnya. Makanya saya tidak setuju kalau Balikpapan dijuluki Kota Minyak, sementara minyak dan gas warga sulit,” tegasnya.(Lik/Adv/DPRDKaltim)