Poskaltim.id, Samarinda – Menurut laporan World Health Organization (WHO), dalam World Cancer Report 2020 satu dari enam orang meninggal akibat kanker tiap tahunnya.
Selama kurun waktu 2018 saja sekitar 9,6 juta orang diketahui meninggal akibat penyakit kanker. Mirisnya peningkatan kematian akibat penyakit kanker lebih besar di negara-negara miskin.
Menurut Yayasan Kanker Indonesia ada 12 jenis penyakit kanker yang dapat menggerogoti tubuh manusia, berikut diantaranya, Kanker Darah, Kanker Hati, Kanker Payudara, Kanker Kulit Melanoma, Kanker Lambung, Kanker Lidah, Kanker Mulut, Kanker Mata, Kanker Otak, Kanker Tiroid, Kanker Serviks, dan Kanker Paru.
Tingginya jumlah penderita kanker di Indonesia disebabkan karena minimnya pemahaman warga mengenai faktor risiko pemicu kanker, yang terdiri dari, Indeks Massa Tubuh yang tinggi, Kurangnya konsumsi buah dan sayur, Kebiasaan merokok, Kurangnya aktivitas fisik dan Konsumsi alkohol berlebih.
Saat ini ada beberapa jenis kanker yang dapat diobati dengan pengobatan radioterapi dan kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda yaitu kanker payudara, kanker tiroid, kanker nasofaring, kanker hipertiroid dan terakhir kanker serviks.
RSUD AWS Samarinda telah memiliki fasilitas pengobatan radioterapi dan kedokteran nuklir untuk membasmi dan mematikan “bibit” kanker dalam tubuh.
Saat Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim Muhammad Faisal mengajak wartawan di Samarinda dalam press tour Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) pada Selasa (16/5/2023).
Kepala Instalasi Kedokteran Nuklir RSUD AWS Samarinda, dr. Habusari Hapkido menjelaskan ilmu kedokteran nuklir merupakan suatu spesialis kedokteran yang menggunakan energi radiasi terbuka dari inti nuklir untuk menilai fungsi suatu organ, diagnosa, dan mengobati penyakit.
Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu dalam menunjang diagnosis berbagai penyakit, terutama pada penyakit jantung dan kanker. dr Habusari Hapkido menginformasikan pada awal 2022 hingga April 2023 pihaknya telah menangani 2.509 pasien untuk fasilitas diagnostik dan 545 pasien untuk fasilitas terapi.
Untuk terapi di Kedokteran Nuklir di rumah sakit RSUD AWS Samarinda, antrean hanya selama satu bulan karena kita memiliki 8 kamar yang cukup banyak untuk menampung pasien. Waktu tunggu yang cukup singkat ini menjadikan banyak pasien kanker tidak perlu berobat ke luar Kaltim.
Jumlah pasien yang telah kita tangani 545 orang yang berasal dari Samarinda, Kutai Kartanegara, Balikpapan, Sulawesi Selatan dan Kutai Timur. dr Hapkido menyebutkan jika ia pernah menangani pasien termuda berusia 10 tahun yang mengidap penyakit tiroid dan pasien umur tertua berusia 80 tahun.
Sementara itu, Kepala Instalasi Radioterapi RSUD AWS Samarinda, dr. Samuel Kelvin Ruslim mengakui jika dalam pengobatan kanker, memiliki beberapa efek samping akibat penyinaran dan kemoterapi bagi tubuh.
“Pengobatan yang menggunakan radiasi tersebut dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti kulit kehitaman menyerupai kulit terbakar,” ungkap dr. Samuel Kelvin Ruslim.
Dokter Spesialis Radioterapi yang akrab disapa dr. Sam ini melanjutkan, jika penyinaran dilakukan di kepala atau leher dapat terjadi sariawan, sedangkan apabila penyinaran dilakukan di perut dapat membuat nafsu makan turun.
Dijelaskannya, dengan kombinasi pengobatan penyinaran sampai 35 atau 38 kali, tergantung daerah yang akan di sinar , diakui dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan.
Dokter ini mengungkapkan dirinya pernah menangani pasien berusia mulai dari 2 tahun hingga 80 tahun. Ia menyebutkan, jika pengobatan pasien kanker tidak cukup hanya dengan satu kali melakukan penyinaran hingga kanker tersebut menghilang.(Penulis: Yuliawan Andrianto*)