Poskaltim.id, Kukar – Memasuki musim kemarau yang mulai melanda wilayah Indonesia, termasuk Provinsi Kalimantan Timur, ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin tinggi dibandingkan dengan bulan-bulan lain pada umumnya.
Mengantisipasi hal ini, selain kebakaran hutan dan lahan, ancaman gagal panen juga menjadi fokus perhatian pemerintah khususnya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) yang menjadi salah satu lumbung pangan di Kaltim.
Walau menjadi lumbung pertanian tanaman pangan, namun Kabupaten Kutai Kartanegara hingga saat ini masih cukup ketergantungan pasokan barang kebutuhan pokok lainnya dari luar daerah.
Mengantisipasi hal itu, Wakil Bupati Kutai Kartanegara Rendi Solihin telah memberikan arahan kepada sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD untuk mengoptimalisasi pangan.
Sebab sesuai arahan dari pusat, untuk pemerintah daerah diminta untuk melakukan antisipasi menghadapi musim kekeringan pada tahun ini.
“Namun selain dari pemerintahan, langkah antisipasi juga perlu dilakukan oleh masyarakat, seperti dengan tidak menyia-nyiakan makanan,” ungkap Rendi Solihin, pada Senin (7/8/2023).
Wakil Bupati Kukar ini memastikan, dengan tidak membuang-buang pasokan pangan, tentu bisa menghemat kebutuhan agar tidak mubazir. Sehingga perlu ada langkah untuk memperhitungkan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat.
“Apakah memang banyak yang mubazir atau surplus pangan, ini perlu kita ketahui bersama,” jelasnya.
Rendi mengakui, kondisi seperti ini jelas akan sangat mempengaruhi inflasi jika tidak diantisipasi sejak sekarang. Sebab diprediksi juga akan ada gejolak harga barang di pasaran, lantaran pasokan dari luar daerah juga mulai terbatas.
“Ini akan menjadi tugas Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian dan Peternakan untuk melakukan koordinasi dengan pihak-pihak lainnya,” jelasnya.(*)