Perusahaan Media di Seluruh Dunia Berinovasi agar Bertahan di Saat Pancemi Covid-19

Poskaltim.id, Samarinda – Pandemi Covid-19 yang mewabah hampir di seluruh dunia, telah memukul semua lini sektor ekonomi, termasuk industri media massa. Bagai efek domino, perusahaan media mengalami penurunan laba karena sulitnya mendapatkan iklan.

Dalam Diskusi Berkala Online yang dilaksanakan oleh Pertamina Hulu Migas (PHM) pada Kamis (16/7/2020)  yang dilangsungkan secara virtual, narasumber diskusi Advisor Communication and External Affairs Division PHM, Kristanto Hartadi mengatakan sebelum pandemi Covid-19 terjadi, industri media di seluruh dunia sudah bersaing ketat dengan kehadiran media sosial.

Media berita, ujarnya, sudah tidak lagi sumber utama bagi masyarakat. Masyarakat mendapatkan fakta alternatif dari media sosial dan platform lainnya yang potensial, menyesatkan ataupun tidak akurat.

“Namun tingkat kepercayaan terhadap media lebih baik daripada media sosial karena beritanya dapat dipertanggungjawabkan. Medsos menghadapi kekurangpercayaan publik,” ujar Kristanto yang merangkum laporan Reuters Digital News Report 2020, yang diikutinya secara daring.

Dijelaskan Kristanto, dalam situasi pandemic saat ini, banyak media kehilangan pendapatan karena pemasang iklan juga mengalami kesulitan keuangan.

Walau begitu, selama pandemi, telah terjadi konsumsi terhadap media televisi dan daring (online news). Walau begitu pendapatannya masih saja berkurang atau tidak imbang dengan pendapatan perusahaan.

Karena banyak industri media massa di dunia yang kesulitan keuangan, maka beberapa media berinovasi agar media mereka dapat terus bertahan di tengah pandemi Covid-19.

“Karena pandemi Covid-19, banyak media pers di seluruh dunia mengalami anjloknya penerimaan iklan. Sehingga berbagai biaya dipangkas termasuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)  karyawan. Selain itu media pers juga mengubah model bisnisnya, seperti mengupayakan peningkatan pelanggan dan berita berbayar,” ujar Kristanto.

Dijelaskan, berita berbayar yang disodorkan terbagi dua yaitu Hard Paywall dan Soft Paywall. Pada hard paywall, pembaca diharuskan membayar dahulu untuk dapat mengakses kontes berita. Sedangkan soft paywall, pembaca diizinkan terlebih dahulu membaca sejumlah artikel, namun akan ditawarkan untuk berlangganan.

“Untuk dapat menerima bayaran dari pembaca tentunya kualitas berita harus berkualitas. Selain itu ada kenyamanan pembaca terhadap media yang dilihatnya. Faktor lainnya adalah pembaca juga merasa ada independensi dan terakhir, media dianggap mampu merawat demokrasi. Jika berita tidak berkualitas ataupun tidak ada independensi dan kenyamanan pembaca, tentu orang tidak akan mau untuk berlangganan,” jelasnya.(Yuliawan Andrianto)

About Redaksi

Check Also

FIFGROUP Apresiasi Pelanggan Setia Dengan “Grebeg Samarinda”

Poskaltim.id, Samarinda — FIFGROUP Samarinda menggelar acara “Grebeg Samarinda Spesial Pelanggan Istimewa”  sebagai ungkapan rasa …

PWI Kukar Gelar Literasi Media terhadap Penguatan Ketahanan Keluarga

Poskaltim, KUKAR – Persatuan Wartawan Indonesia Kabupaten Kutai Kartanegara (PWI Kukar) menjadi tuan rumah pelaksanaan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *