Populasi Gajah Sumatera Kini Tak Sampai 2.000 Individu

Siswa dan guru di Sekolah Dasar  Negeri 1 Desa Jadimulya, Kabupaten Ogan Komering Ilir [OKI], Sumatra Selatan, larut mendengarkan ketika Inug Dongeng mengisahkan seorang anak yang melarang keluarganya dan warga di dusunnya untuk mengusir gajah yang masuk ke kebunnya, dengan cara yang kasar.

Inug Dongeng adalah seniman dongeng dan pendidik yang menetap di Palembang. Pria kelahiran Yogyakarta ini sering tampil sebagai pendongeng di stasion televisi atau sekolah. Di rumahnya, Inug dan istrinya mengajar sastra, teater, dan berdongeng, kepada sejumlah anak-anak kampung.

Kepala SDN 1 Jadi Mulya, Gomfrid Tambunan, dalam sambutannya mengajak para siswa di sekolahnya untuk bersama-sama menjaga dan menyayangi gajah. “Gajah kan hidup lebih dulu dari manusia di bumi, maka manusia wajib melindungi gajah,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Belantara Foundation Dolly Priatna,  menyatakan, lanskap Padang Sugihan, Kabupaten Ogan KomeringIlir, Sumatera Selatan merupakan salah satu dari sedikit kantong populasi gajah yang memiliki peluang hidup jangka panjang.

“Oleh karena itu, program konservasi gajah Sumatera di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan yang kami lakukan bersama mitra focus pada tiga aspek, yaitu pelatihan mitigasi konflik manusia dan gajah, edukasi dan penyadartahuan anak tentang gajah dan ekosistemnya serta penanaman pakan gajah dan penggaraman tanah untuk penambahan nutrisi,” ujar Dolly.

Dolly berharap program ini dapat menguatkan program konservasi gajah yang telah dilakukan sebelumnya sehingga mendorong terwujudnya harmonisasi dan koeksistensi kehidupan gajah dan manusia di Padang Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan.

Kantong Sugihan-Simpang Heran

Gajah Sumatera [Elephas maximus sumatrensis], salah satu spesies atau sub spesies gajah yang masih bertahan di Pulau Sumatera. Dari masa purba [megalitikum] hingga hari ini, gajah memiliki hubungan istimewa dengan manusia di Pulau Sumatera. Masyarakat yang hidup berdekatan atau sekitar habitat atau koridor gajah, menghormati megafauna ini dengan menyebutnya “datuk”.

Pada saat ini, populasi gajah Sumatera terus terancam. Baik oleh perburuan [gading], dibunuh karena dianggap hama perkebunan dan pertanian, hingga hilangnya habitat dan koridornya.

Populasi gajah Sumatera saat ini tidak mencapai 2.000 individu. Mereka hidup dalam sejumlah kantong pada wilayah dataran tinggi hingga dataran rendah [pesisir], mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu.

Salah satu kantong gajah di Sumatera Selatan berada di Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir [OKI] yakni kantong Sugihan-Simpang Heran. Koridornya melalui kawasan konsesi PT. KEN [Kerawang Ekawana Nugraha], PT. SBA [Sebangun Bumi Andalas], PT. BAP [Bumi Andalas Permai], hingga PT. BMH [Bumi Mekar Hijau].

Tercatat sedikitnya 48 individu gajah liar hidup di kantong Sugihan-Simpang Heran, yang terbagi bagi dalam empat kelompok [keluarga].

Kantong gajah Sugihan-Simpang Heran bagian dari lanskap Padang Sugihan, yang terdiri empat kantong gajah liar yakni kantong Cengal, Penyambungan, Sebokor, dan Sugihan-Simpang Heran. Luasnya mencapai 232.338,71 hektar. Sekitar 127 individu gajah liar yang hidup di lanskap Padang Sugihan.

Kantong gajah Sugihan-Simpang Heran sangat penting bagi masa depan gajah Sumatra. Sebab sejak proyek transmigran dilakukan pemerintah di Air Sugihan pada 1982, sering kali terjadi konflik manusia dengan gajah. Keduanya mengalami kerugian atau menjadi korban.(*)

 

About Redaksi

Check Also

Manjakan Nasabah, CIMB Niaga Gelar Konser Kejar Mimpi untuk Indonesia di Samarinda

Poskaltim.id, Samarinda – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) akan menggelar Konser Kejar Mimpi …

Warga Samarinda Mendadak Jutawan dari Tutup Botol Ichitan

Poskaltim.id, Samarinda —  Marwana atau yang akrab disapa Ana (30 tahun) tidak pernah menyangka menjadi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *