Poskaltim.id, Tenggarong – Sultan Kutai ing Martadipura, Sultan Adji Muhammad Arifin menyatakan bahwa pihaknya sangat setuju dan mendukung pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kaltim, sebagai bentuk pemerataan pembangunan.
Namun dirinya meminta pemerintah untuk tegas dalam mengatur batas-batas wilayah, baik batas wilayah antar kabupaten maupun batas tanah milik masyarakat.
“Kita sangat mendukung Ibu Kota Negara Nusantara di Kaltim, namun pemerintah harus menyelesaikan batas tanah agar tidak ada permasalahan di kemudian hari,” ujarnya saat bertemu perwakilan badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Brigjen Pol Ahmad Nurwakhid di Tenggarong pada Rabu (23/2/2022).
Sultan Arifin yang tampil sederhana dan bersahaja menceritakan sejarah Kesultanan Kutai Ing Martadipura saat penjajahan Belanda, era kemerdekaan hingga memutuskan untuk bergabung kepada Republik Indonesia.
“Wilayah Kesultanan Kutai sangat luas, termasuk Kota Samarinda, Balikpapan, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Kutai Barat hingga Kabupaten Penajam Paser Utara yang dijadikan lokasi pemindahan ibu kota negara kelak,” ujarnya.
Sultan Arifin menjelaskan tentang sejarah kerajaan tertua di Indonesia dan Kesultanan Kutai Ing Martadipura yang pernah berdiri di Kutai Lama yang kemudian dipindahkan kembali ke Kota Tenggarong. Dijelaskan juga jika Kesultanan Kutai Ing Martadipura membawahi beberapa wilayah di Kaltim seperti Kota Samarinda, Balikpapan, Paser, Kutai Barat dan Kutai Timur.
“Kesultanan Kutai Ing Martadipura ini pernah menjadi daerah istimewa. Namun setelah Indonesia merdeka, kami bergabung dengan Republik Indonesia. Sejak itu, hak-hak kerajaan ataupun kesultanan lebur bersama NKRI,” ujarnya.
Sultan Arifin mengapresiasi penunjukan Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara Republik Indonesia. Dirinya meyakini bahwa seluruh masyarakat Kaltim akan turut mendukung lokasi pemerintahan tersebut. Ia pun menjanjikan bahwa masyarakat Kaltim akan mampu mengawal dan mewujudkan Ibu Kota Negara Nusantara.
“Kami di Kaltim sangat beragam. Namun semuanya rukun dan harmonis. Terima kasih bahwa lokasi ibu kota negara di tunjuk di Kaltim. Kami yakini semuanya berhasil, semuanya sejahtera,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid menjelaskan kedatangan BNPT menemui Sultan Kutai Ing Martadipura, untuk melihat dukungan dan kesiapan masyarakat terhadap pembangunan di Ibu Kota Negara Nusantara.
“Kita ingin situasi dan kondisi keamanan pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara di Kaltim ini nantinya berjalan lancar tanpa ada hambatan. Jadi kita hilangkan bibit-bibit radikalisme-terorisme sejak awal,” tegas Nurwakhid. (Penulis : Yuliawan Andrianto)