Poskaltim.id, Samarinda – Bank Indonesia berencana akan meluncurkan memberlakukan pembayaran QRIS (Quick Response Indonesian Standard) di Jepang pada HUT RI Ke-80 pada tanggal 17 Agustus mendatang. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur (Kpw BI Kaltim) Budi Widihartanto saat Temu Media bersama sejumlah wartawan di Samarinda pada Selasa (1/7/2025).
Budi Widihartanto turut didampingi sejumlah pejabat BI Kaltim diantaranya Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltim, Bayuadi Hardiyanto dan Asisten Direktur – Kepala Tim Implementasi KEKDA (Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah), Iwan Kurniawan H.
Selain itu hadir pula Manajer – Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM Keuangan Inklusif dan Syariah, Sheila Reswari, Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Setya Dodi Hermawan, Analis Senior Fungsi Perumusan KEKDA, Ashari Novy Sucipto, Analis Fungsi Implementasi Pengawasan SP PUR, Hendro Prasetyo Nugroho serta Kepala Unit Implementasi Pengelolaan Uang Rupiah, Akbar Samudra.
Dijelaskan, selama ini QRIS menjadi alat pembayaran yang populer dan memudahkan di masyarakat sejak diluncurkan bertepatan pada HUT RI ke-74, tepatnya pada 17 Agustus 2019. Pembayaran menggunakan QRIS di luar negeri diakui Budi Hartanto masih sebatas wisatawan Indonesia yang bepergian ke luar negeri saja. Tidak sebaliknya wisatawan negara-negara luar negeri tersebut ketika datang ke Indonesia.
“Sebelum Jepang pada tahun ini, QRIS sudah berlaku di tiga negara ASEAN yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand. Peluncuran di Jepang menjadi hadiah bagi masyarakat Indonesia yang akan berbelanja di Jepang,” ujarnya.
Thailand menjadi salah satu negara pertama di Asia Tenggara yang mendukung penggunaan QRIS dan pengguna dapat bertransaksi di berbagai kota besar seperti Bangkok, Chiang Mai, dan Phuket.
Singapura juga telah mendukung QRIS untuk pembayaran di merchant-merchant tertentu. QRIS bisa menjadi metode pembayaran yang nyaman dan praktis tanpa perlu menukarkan mata uang lokal.

Sedangkan di Malaysia, QRIS dapat digunakan berbagai kota, seperti Kuala Lumpur, Penang, dan Johor Bahru. Sistem ini tersedia di berbagai pusat perbelanjaan, toko ritel, dan restoran, sehingga mempermudah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Malaysia.
Sementara itu, perkembangan QRIS di Kaltim, jumlah pengguna QRIS pada data Mei 2025 sebanyak 812.500 pengguna dengan transaksi sebanyak 46,8 juta kali. Sedangkan untuk merchant penyedia kini telah mencapai angka 698.400 unit.
Sedangkan BI Kaltim memiliki tujuh wilayah kerja, yaitu Kota Samarinda, Bontang, Kabupaten Berau, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, dan Kabupaten Mahakam Ulu.
“Khusus target BI Kaltim pada 2025 yang berasal dari tujuh kabupaten/kota tadi, volume transaksi QRIS diharapkan sebanyak 50,7 juta kali, (dengan) 831,2 ribu pengguna, dan target merchant sebanyak 410,5 ribu unit,” jelasnya.
Hingga akhir tahun 2025, BI Kaltim bersama BI Balikpapan menargetkan sebanyak 831.200 pengguna QRIS sebagai bentuk dukungan terhadap program Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT).
Menurut Budi, yang menggembirakan Kabupaten Mahakam Ulu, yang merupakan kabupaten yang terjauh dari ibu kota provinsi, kini telah dapat menggunakan QRIS karena telah tersedianya jaringan internet dan telekomunikasi yang baik dan stabil.
“Infrastruktur telekomunikasi di Kabupaten Mahakam Ulu telah tersedia. Bahkan jaringan internetnya stabil. Ini memungkinkan warga di sana menggunakan QRIS. Sambutan masyarakat sangat baik dan tinggi dalam penggunaannya,” ucapnya..(yul/foto utama: istimewa)