Poskaltim.id, Samarinda — Penikmat film yang berasal dari komunitas sineas Kalimantan Timur dan Samarinda sangat bersyukur memiliki tempat memutar karya film mereka di Kaltim. Bahkan karya film mendapat tempat di Temindung Creative Hub Jalan Pipit, Kelurahan Bandara, Kecamatan Sungai Pinang, Kota Samarinda Kalimantan Timur.
Temindung Creative Hub merupakan bekas lapangan terbang Temindung yang dalam sepekan ini oleh Wisma Citra Cinema disulap dengan bentuk bioskop yang digunakan untuk pemutaran film. Film yang diputar yaitu Lamak, yang disutradarai oleh Muhammad Jaya. Sementara film ini didukung pemeran Ahmad Junaidi, Rinanda Maharani, Wawan Timor, Sahabudin, Ita Mj, Heri Meiga, dan Fatqurizi.
Kemudian film Nyanyian Sunyi dibesut oleh sutradara Fatqurozi yang diperankan oleh Briza Meidina, Herlina Ekayanti, Wawan Timor, Hamdani, dan Adinda Nuria Azni.
Film Lamak tayang di Bioskop Wisma Citra Cinema Temindung Creative Hub mulai tanggal 9 hingga 13 Mei pukul 14.00, 15.00, 20.00, 21.50 WITA.
Sutradara Film Lamak, Muhammad Jaya, pada Selasa (13/5/2025) mengungkapkan jika pengerjaan film Lamak kurang lebih empat bulan dengan kegiatan mulai dari perintisan dan pembedahan naskah reading, rapat kru serta pemain dalam tiga bulan.
“Kalau dihitung sampai selesai editing ada 8 bulan pengerjaan film Lamak di 2024 dengan durasi sekira 1 jam. Untuk idenya terinspirasi kebiasaan masyarakat Kaltim kalau lagi ngobrol merasa jadi raja dan kelucuan terjadi seperti di tongkrongan merasa paling jago.
Karena waktu itu kita kolaborasi para senior teater sering nongkrong dan ngopi bareng kemudian kita punya aktor cocok diperankan di Lamak dan jadilah karakter komikal,” ungkapnya.
Muhammad Jaya melanjutkan genre film Lamak komedi dibumbui sedikit horor, karena ada semacam perjanjian terhadap hantu atau makhluk halus.
“Sebanyak 45 orang terlibat syuting film Lamak dengan lokasi rata-rata di Samarinda dan ada satu adegan di Kota Balikpapan.
Biaya film Lamak disokong oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Kaltim yang setiap tahun memberi dukungan ekosistem perfilman di Kaltim dan harapannya dapat berkolaborasi dengan dinas terkait sponsor.
“Untuk biayanya bikin film Rp 70 sampai 200 juta dengan format Layar 16 horizontal,” jelasnya.
Muhammad Jaya bersyukur film Lamak maupun Nyanyian Sunyi direspon dan ditonton antusias selama pemutarannya di Wisma Citra Cinema. Selain itu pentingnya literasi bagi semua pihak supaya karya bisa dikenal luas di seluruh penjuru dunia.
Kalau kita bahas perfilman selama dua tahun merambah industri patut bersyukur akhirnya punya tempat dan kita senyum karya Sineas Samarinda maupun Kaltim di ajang internasional, filmnya diputar sampai Eropa dan beberapa tahun ini sangat berkembang.
“Kunci dari karya dan kesuksesan di dunia perfilman selain kerja keras adalah komunikasi, dan yang paling penting kolaborasi karena kerja seni,” ujarnya.
Sementara itu, Sutradara Film Nyanyian Sunyi, Fatqurozi mengapresiasi kehadiran penikmat film menyaksikan karya sineas Kaltim. Film Nyanyian sunyi syuting di Bontang. “Terima kasih semua dari Pemkot Bontang, Lokal Hero, Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata Dispora Kota Bontang , terima kasih banyak kru pendukung, akademisi, Dispar Kaltim. Jujur saya berhasil pencapaian pengamatan dari semua orang apalagi didukung semua senior teater,”pungkasnya.(Ven)