Poskaltim.id, Samarinda — Akademi Ekspor Provinsi Kalimantan Timur Seri 1 tahun 2021 diikuti 60 pelaku usaha. Mereka terbagi dalam dua kelas yaitu pengusaha yang sudah pernah melakukan ekspor dan pengusaha yang akan memasuki pasar ekspor.
Peserta dilatih selama tiga hari bagaimana cara melakukan mengekspor barang, mengetahui prosedur dan tata cara pengiriman, aturan-aturan kepabeanan hingga sistem pembayaran luar negeri.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk SH Cahyono mengatakan pasar ekspor adalah pasar yang tidak terbatas. Sehingga sangat penting bagi pelaku Usaha Menengah, Kecil dan Mikro di Kaltim untuk meningkatkan kepercayaan diri dan peningkatan daya saing produknya.
“Makanya kita dampingi untuk pembekalan bagaimana prosedur ekspornya, bagaimna memulainya dengan pembicara pihak-pihak terkait. Intinya bagaimana UMKM di Kaltim dapat naik kelas,” ujarnya usai pembukaan Akademi Ekspor Kaltim 2021, di Hotel Mercure Samarinda, Selasa (16/3/2021).
Senada dengan Tutuk, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan UMKM Kaltim Yadi Robyanoor mengatakan, perlunya capaian terhadap para peserta akademi ekspor ini, berupa bagaimana regulasi dan peran pemerintah, capaian pasar UMKM baik tingkat daerah, nasional bahkan global, serta berapa target untuk Kaltim.
Diakui Robyan, Pemprov Kaltim juga melakukan percepatan penanganan Covid-19. Dari 309.000 jumlah UMKM di Kaltim terdapat 50-70 persen terimbas Covid-19.
“Upaya pemerintah daerah adalah menangani UMKM yang terdampak ini. Kita telahh anggarakan Rp500 miliar untuk kesehatan maupun penanganan ekonomi saat pandemi Covid-19.,” tegasnya.
Pemprov Kaltim, ujarnya telah menganggarkan Rp260 miliar untuk membantu UMKM 2020. Jumlah yang dibantu sebayak 151.000 pengusahha dari sebanyak 161.000 UMKM yang terdampak pandemi.
“Nilainya yang kita bantu sebesar Rp214 miliar. Kita bantu uang tunai. Sisanya kita berharap dapat diselesaikan dalam tahun ini. Banyak pengusaha yang terbantu. Misalnya mereka tidak dapat membeli kemasan, setelah kita bantu mereka dapat kembali beroperasi, dan lain-lain,” ucapnya.
Yadi juga melaporkan jika Kaltim telah melakukan kerjasama dengan lima provinsi melalui metode bussiness mathing bersama provinsi Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Denan adanya bussiness matching ini diharapkan daya saing produk Kaltim dalam merebut peluang pasar ekspor dapat semakin besar.
“Disperindag Kaltim mengawal 17 pengusaha untuk beberapa pasar ekspor dengan capaian nilai Rp431 miliar. Diantaranya pada akhir tahun 2020 berupa ekspor sapu lidi dan minyak jelantah. Inipun kontraknya masih berjalan,” jelasnya.(Yuliawan Andrianto)