Poskaltim.id, Samarinda — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Pemkab Kutim) terus melakukan upaya-upaya pembangunan pertanian dalam arti luas secara berkelanjutan. Diantaranya memperkuat pengembangan sektor perkebunan kelapa sawit.
Dalam Rapat Koordinasi Teknis Bidang Prasarana dan Sarana, Jumat malam (3/11/2023). Rapat dimaksud fokus pada ‘Pendataan Komoditi Perkebunan untuk SDT-B (Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya) dan Kelompok Tani Dengan Berbasis Aplikasi yang berlangsung pada .
Rapat dilangsungkan di Hotel Aston Samarinda dihadiri Sekretaris Dinas Perkebunan Kaltim Surono, Asisten II Seskab Kutim Bidang Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Zubair, Sekretaris Dinas Perkebunan Kutim Abd Gani Sukkara, Kabid Prasarana dan Sarana Perkebunan Sumirat, Camat-Camaf, Kepala Desa se-Kutim, serta ratusan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan).
Sekretaris Dinas Perkebunan Kutim, Abdul Gani Sukkara didampingi Kabid Prasarana dan Sarana Perkebunan di Sumirat, terdapat 1.400 kelompok tani di Kutim yang harus dipilah-pilah. Agar didapatkan mana-mana kelompok tani yang benar-benar fokus dibidang perkebunan. Sehingga data di lapangan nyata adanya dan di input pada aplikasi e-CPCL serta e-Proposal. Sehingga terhimpun dan tersimpan data secara digital, untuk setiap kelompok tani maupun pekebun mandiri. Dengan Tanda Tangan Elektronik (TTE) dalam pembuatan SDT-B maupun surat lainnya.
“Itulah pentingnya melibatkan Kades hingga PPl dalam kegiatan Rakornis kali ini, terutama membantu perihal pendataan kelompok tani perkebunan di lapangan. Data tersebut tidak akan hilang, membantu Disbun Kutim untuk membina kelompok tani ke depannya,” jelasnya.
Abdul Gani Sukkara menjelaskan mengakui, kalau saat ini terjadi kesulitan membantu petani perkebunan, dalam mengajukan proposal bantuan. Dengan dasar itulah Bidang Prasarana dan Sarana Disbun Kutim mengadakan pendataan ulang, karena banyak petani yang terjun di perkebunan sawit dan ada pula petani di kecamatan-kecamatan yang masih menggeluti perkebunan kakao.
“Bantuan yang diminta kelompok tani untuk perkebunan kakao, yakni pencegahan penyakit. Sehingga ketika ada persoalan di lapangan terkait hama penyakit akan mudah dilakukan penanganannya. Kutim juga memiliki potensi pada komoditi perkebunan yakni kopi, itu layak untuk dikembangkan pula ke depannnya,” jelas Sekretaris Disbun Gani Sukkara. (Adv/Diskominfo-Kutim)