Poskaltim.id, Banyuwangi — Kurang lengkap rasanya kalau berwisata ke Banyuwangi tidak mencoba untuk sarapan kuliner khas bernama Sego Cawuk. Sego yang berarti nasi dan cawuk yang berarti makan dengan menggunakan tangan.
Sego Cawuk atau biasa disebut dengan sego janganan adalah menu sarapan bagi masyarakat Suku Osing karena memang menu satu ini hanya tersedia dikala waktu pagi saja.
Rudi Salah satu penikmat sego cawuk Banyuwangi mengatakan, jika hampir setiap pagi dirinya sarapan dengan sego cawuk tersebut. Tidak hanya nikmat untuk sarapan. Tetapi sego cawuk juga dijual dengan harga yang cukup terjangkau.
“Istri saya setiap pagi beli sego cawuk untuk sarapan,” terang Rudi saat ditemui jaringan media Beranda Indonesia pada Minggu (03.08/2025).
Rudi menambahkan, jika di Banyuwangi tidak sulit untuk mencari penjual sego hanya ada di Banyuwangi ini. Pasalnya, sepanjang jalan di Banyuwangi setiap pagi banyak dijajakan sego cawuk tersebut.
“Banyak yang jual kalau pagi. Bahkan sampai anti-antri. Rasanya cocok untuk di makan pagi untuk sarapan,” terang warga kelurahan Mojopanggung tersebut.
Hal senada juga disampaikan Yudis, warga Surabaya tersebut setiap seminggu sekali ke Banyuwangi tidak lupa untuk sarapan sego cawuk. Menurutnya selain harganya yang murah, juga memiliki rasa yang unik.
Salah satu warung penjual Sego Cawuk favorit masyarakat Banyuwangi, yakni warung Sego Cawuk Bu Sri yang berada di Jalan Kyai Saleh No. 14, Kelurahan Kepatihan, Banyuwangi, Jawa Timur.
Sego Cawuk Bu Sri sudah berdiri sejak tahun 1993. Brand warung sendiri merupakan nama dari pemiliknya yaitu Sri Lati. Namun, warung tersebut saat ini diteruskan oleh menantunya yang bernama Yuni. Dikarenakan Bu Sri Sendiri telah wafat pada tahun 2020 lalu.
Meskipun dilanjutkan oleh menantunya, Warung Sego Cawuk Bu Sri masih diburu oleh para pelanggannya. Pasalnya, Yuni sang menantu tetap menjaga dan mempertahankan resep dari sang mertua tercinta.
Warung makan Sego Cawuk Bu Sri buka mulai pukul 05.30 WIB sampai 10.00 WIB. Akan tetapi, dengan ramainya pengunjung, tak jarang kuliner yang dijajakan ludes sebelum waktunya.
Seporsi Sego Cawuk berisikan terancam (kuah santan cair yang berisi timun, jagung bakar, parutan kelapa), cocoh tahu alias sayur tahu, pepes ikan tuna, telur pindang, kuah pindang, gecok teri (parutan kelapa dicampur dengan ikan teri asin) dan kerupuk.
Namun, yang membuat Sego Cawuk Bu Sri berbeda dengan yang lain adanya tambahan sambal sereh belimbing wuluh dicampur dengan sambal pecel dan ditambah semanggi.
Bagaimana? Apakah Kalian sudah mulai membayangkan rasanya? Semakin nyeleneh dan unik bukan?.
Walaupun terlihat aneh, perpaduan rasa manis dari kuah pindang, rasa asin dari teri asin dan cocoh tahu, gurih dari kuah terancam parutan kelapa, kecut serta pedas dari sambal sereh belimbing wuluh.
Semua ini menjadikan satu kesatuan kompleks, ketika dimasukkan ke dalam mulut mampu menggoyang lidah siapapun yang menyantap sedapnya Sego Cawuk.
Yuni (35), penjual sego cawuk Bu Sri, mengatakan, sambal sereh belimbing wuluh dan kemangi menjadi ciri khas Sego Cawuk Bu Sri yang mungkin tidak ada di tempat lain. “Seporsi Sego Cawuk dengan isian komplit hanya Rp10.000,” kata Yuni.(kang daffa)