Cara kerja Rotok Etam dialirkan ke atas menggunakan sumbu, sehingga penanam sayur di Rotok Etam tidak perlu menyiram tiap hari. Karena cara kerja sumbu yang dipasang otomatis akan menyerap pupuk dari bawah.

Penerapan Rotok Etam Sebagai Inovasi Media Tanam Modern

Poskaltim.id, Samarinda –  Sehari setelah pembukaan Workshop Teknologi Tepat Guna 2022 Vertical Garden, pada Sabtu, 29 Oktober, pelatihan dilanjutkan dengan materi pelatihan pembuatan komposter sekaligus menjadi media tanam yang ramah lingkungan.

Untuk mendukung pembuatan tanaman vertical garden, maka diperlukan media tanam yang subur berbahan baku komposter plus. Media tanam ini oleh peserta pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG)  ini oleh pengembangnya diberi nama “Rotok Etam”.

Pelatihan diberikan kepada sekitar 20 orang sejak 29 Oktober hingga 3 November ini, instruktur memulai materi cara membuat Rotok Etam. Pemilihan bahan baku yang berasal dari limbah rumah tangga, cara penanaman bibit hortikultura, komposisi perbandingan media tanam dalam Rotok Etam, hingga perawatannya, diberikan secara gamblang.

Sedangkan peserta yang dilatih adalah warga Samarinda yang berasal dari berbagai perwakilan di sejumlah kecamatan, seperti dari anggota PKK, ibu rumah tangga, peminat vertical garden (dinding hijau), dan pengurus Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek) di beberapa kecamatan di Kota Samarinda.

Narasumber dalam pelatihan ini ada beberapa inventor, diantaranya adalah Suminto dari Mugirejo, Kecamatan Sungai Pinang dan  Muhammad Taufik dari Kelurahan Bengkuring Raya, Kecamatan Samarinda Utara.

Menurut Taufik yang juga Ketua RT 43, Kelurahan Bengkuring Raya ini, konsep vertical garden merupakan upaya bagaimana menyelesaikan masalah-masalah yang ada di lingkungan masyarakat, dengan harapan bisa meningkatkan pendapatan warga melalui kegiatan pembinaan taman tegak ini.

Taufik menjelaskan, Rotok Etam berasal dari bahasa Kutai. Rotok adalah kotoran kecil atau sampah kecil, sedangkan Etam artinya kita. Sehingga Rotok Etam berarti  limbah rumah tangga yang tidak boleh dibuang sembarangan, tapi dimanfaatkan sebagai bahan Rotok Etam, yang menjadi komposter sekaligus media tanam.

“Sampah rumah tangga seperti nasi sisa, potongan sayur, kulit buah, pokoknya apapun jenis sampah yang ada, sepanjang itu organik, bisa dimasukkan di Rotok Etam, lalu secara alami akan difermentasi untuk dijadikan pupuk tanaman,” ujarnya.

Adapun cara kerja Rotok Etam yaitu  hasil fermentasi sisa limbah rumah tangga disimpan di bawah media tanam dan akan dialirkan ke atas menggunakan sumbu, sehingga penanam sayur di Rotok Etam tidak perlu menyiram tiap hari. Karena cara kerja sumbu yang dipasang otomatis akan menyerap pupuk atau lindi dari bawah, sehingga bisa memperpanjang perakaran dan menyuburkan tanaman.

Cairan atau Lindi dari Rotok Etam, lanjutnya, bisa  juga digunakan untuk pembasmi hama pada tanaman sesuai kadar tertentu. Hal ini sudah dilakukan uji coba di lapangan oleh Kelompok Petani Cerdas.

“Walaupun belum diuji di laboratorium, tapi berdasarkan praktik langsung dan berhasil tersebut, ia yakin akan keberhasilan lindi untuk membasmi hama, tentunya dengan komposisi yang disesuaikan,” jelas Taufiq.

Adapun biaya pembuatan Rotok Etam tergolong murah, karena membeli barang bekas seperti bekas tempat cat, bekas tempat kaporit, dan lainnya, sedangkan hasilnya sangat luar biasa.

“Bahan-bahan lainya juga bisa didapatkan di sekitar rumah, dengan itu bisa mendapatkan profit yang lebih besar ketika di jual. Di RT 043 Bengkuring Raya sendiri telah menjual Rotok Etam ini sebanyak 40 unit dengan satu unitnya seharga Rp 350 ribu,“ ujar Taufik.

Walaupun dengan keuntungan besar untuk penjualan Rotok Etam, namun Taufiq tetap menularkan ke orang lain tentang teknik pembuatan Rotok Eta mini. Prinsipnya, tujuan pembuatan komposter plus ini adalah agar banyak warga yang bisa membuat alat tersebut untuk memanfaatkan pekarangan rumah yang sempit sekalipun.

“Pelatihan yang digelar oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Provinsi Kaltim ini sangat luar biasa manfaatnya, sehingga saya berharap pelatihan sejenis tetap berkelanjutan,” ujar Taufik. (Penulis : Yuliawan Andrianto/Adv)

 

About Redaksi

Check Also

Jurusan Administrasi Bisnis Polnes Gelar Pelatihan Penerapan e-Commerce dalam Penjualan Produk UMKM

Poskaltim.id, Samarinda — Politeknik Negeri Samarinda Jurusan Bisnis Digital melakukan pengabdian masyarakat dengan melakukan pelatihan …

Peserta Workshop Internasional Pecinan Samarinda Mendapatkan Pembekalan Sejarah

Poskaltim.id, Samarinda —  Acara workshop revitalisasi Pecinan Samarinda yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Samarinda bekerja …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *