Poslaltim.id, Samarinda – Berkarier sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Samarinda (DPRD Samarinda) mengharuskan Hj Laila Fatihah tampil aktif, energik dan tetap cantik setiap kegiatan.
Dirinya turut prihatin dengan kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Kota Samarinda sehingga banyak ibu-ibu rumah tangga mengantre minyak goreng di beberapa swalayan besar dan kecil hanya untuk mendapatkan 2 liter minyak goreng.
Di tengah kesibukannya sebagai Anggota Komisi II DPRD Samarinda yang membidangi Ekonomi dan Keuangan, ia bersama rekan anggota dewan lainnya, Shania Rizky Amalia, berkesempatan menghadiri pembukaan Pangan Murah yang dilaksanakan oleh Dinas ketahanan Pangan Samarinda di Jalan Biola Samarinda, pada Senin (21/3/2022).
Ditanya tentang komentarnya terhadap sulitnya mendapatkan minyak goreng saat harga masih disubsidi pemerintah dengan harga Rp 14.000 per liter dan kini melonjak menjadi Rp 24.500/ liternya, Laila mengajak masyarakat untuk kembali menerapkan hidup sehat dan murah.
“Kebetulan saya bukan penggemar goreng-gorengan. Jadi saya tidak terlalu pusing jika minyak goreng kosong dan mahal. Untuk menggoreng saya menggunakan air fryer yang tanpa minyak. Selebihnya dikukus dan lainnya,” ujarnya ditemui usai membeli beberapa barang di stand UMKM pasar murah tersebut.
Menurut ibu berputra dua orang ini, kenaikan minyak goreng saat ini perlu disikapi dengan bijak oleh masyarakat. Selain tidak melakukan pembelian yang berlebih (panic buying), keluarga juga harus sudah berpola mengurangi pemakaian minyak asal kelapa sawit ini.
“Sudah saatnya kita kembali ke pola hidup sehat dengan mengurangi makanan yang digoreng. Makanan kan bisa di kukus, di tim, dibakar ataupun ditumis. Jadi tidak harus menggunakan minyak goreng yang banyak. Selain hemat tentu juga menyehatkan,” ujarnya.
Anjuran Laila untuk mengurangi penggunaan minyak goreng ini sesuai dengan pola hidup sehat untuk mengurangi 3 G yaitu mengurangi garam yang dapat menyebabkan hipertensi atau darah tinggi, mengurangi gula yang dapat mengakibatkan gula darah atau diabetes dan mengurangi gorengan atau minyak untuk menurunkan resiko kolesterol dan serangan jantung.
“Dengan masih mahalnya minyak goreng, mari ibu-ibu untuk mengubah cara memasak untuk keluarga. Pakai minyak goreng secukupnya saja. Kurangi goreng-gorengan dengan cara mengukus ataupun menumis. Selain sehat juga akan mengurangi pengeluaran dalam keluarga,” sarannya. (Penulis : Yuliawan Andrianto)