BMKG Imbau Masyarakat Gunakan Tabir Surya Ketika Beraktivitas di Luar Rumah

Poskaltim.id, Jakarta – Suhu udara di Indonesia dalam beberapa hari terakhir sangat panas terik. Panasnya melebihi hari-hari biasanya. Ini disebabkan peningkatan suhu panas yang karena adanya fluktuasi radiasi ultraviolet (UV) dari sinar matahari.

Dalam laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan agar menggunakan tabir surya (sunscreen). Secara klimatologi, Jakarta di bulan April-Mei-Juni memang menjadi bulan dengan suhu maksimum sehingga wajar akan terasa sangat panas.

Besar kecilnya radiasi UV yang mencapai permukaan bumi memiliki indikator nilai indeks UV. Indeks ini dibagi menjadi beberapa kategori: 0-2 (Low), 3-5 (Moderate), 6-7 (High), 8-10 (Very high), dan 11 ke atas (Extreme).

Secara umum, pola harian indeks ultraviolet berada pada kategori “Low” di pagi hari, mencapai puncaknya di kategori “High”, “Very high”, sampai dengan “Extreme” ketika intensitas radiasi Matahari paling tinggi di siang hari antara pukul 12.00 hingga 15.00 waktu setempat.

Namun akan bergerak turun kembali ke kategori “Low” di sore hari. Pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi suatu tempat, posisi matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan.

Mengenai hal ini, BMKG menyarankan agar masyarakat tak terlalu panik. Meski begitu, masyarakat juga disarankan menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya ketika beraktifitas di luar ruangan.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan perkembangan gelombang panas yang tengah menimpa benua Asia di seperempat tahun 2023 ini.

Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C yang telah berlangsung beberapa hari belakangan dengan rekor-rekor baru suhu maksimum di wilayahnya.

Dikutip melalui siaran persnya, gelombang panas dijelaskan menjadi dua bagian yakni karakteristik fenomena dan penjelasan secara indikator statistik suhu.

Secara karakteristik fenomena, gelombang panas disebutkan terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi di belahan Bumi bagian Utara maupun Selatan. Alasannya lantaran kedua wilayah ini berdekatan dengan massa daratan dengan luasan wilayah yang besar.

Fenomena gelombang panas juga bisa terjadi karena berkembangnya pola cuaca sistem tekanan atmosfer yang tinggi di suatu secara persisten dalam beberapa hari. Dengan demikian aktivitas gelombang Rossby di troposfer bagian atas ikut meningkat.

Kenaikan suhu ini misalnya 5 derajat Celcius lebih panas dari ambang batas statistik. Mengenai dua penjelasan tentang gelombang panas di atas, BMKG menyatakan Indonesia tak ikut terkena dampak gelombang panas Asia 2023.

Salah satu alasannya lantaran Indonesia terletak di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan yang dikelilingi perairan yang luas sehingga tidak termasuk pada kategori daerah yang terkena gelombang panas.

Suhu rata-rata daerah di Indonesia beberapa waktu lalu ikut meningkat yang terjadi di wilayah Indonesia bukan karena gelombang panas lantaran akibat adanya gerak semu Matahari. Kejadian ini merupakan siklus yang biasa dan terjadi setiap tahunnya. Sehingga potensi suhu udara panas dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Namun kini, suhu sudah turun dan teramati di kisaran 34 hingga 36°C di beberapa lokasi. Rentang suhu ini dinilai masih normal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam kisaran klimatologi.(*/foto: ilustrasi)

About Redaksi

Check Also

Manjakan Nasabah, CIMB Niaga Gelar Konser Kejar Mimpi untuk Indonesia di Samarinda

Poskaltim.id, Samarinda – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) akan menggelar Konser Kejar Mimpi …

Warga Samarinda Mendadak Jutawan dari Tutup Botol Ichitan

Poskaltim.id, Samarinda —  Marwana atau yang akrab disapa Ana (30 tahun) tidak pernah menyangka menjadi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *