Poskaltim.id, Samarinda — Sekolah Dasar Negeri (SDN) 016 Samarinda Ulu yang terletak di Jalan Pangeran Suryanata, Kelurahan Air Putih Kecamatan Samarinda Ulu, saat ini sedang merintis perpustakaan sekolah.
Bermodalkan sebuah ruangan dan beberapa rak dan ratusan koleksi buku, seluruh guru dan siswa bersama-sama menciptakan perpustakaan rintisan untuk meningkatkan literasi siswa.
Kepala SDN 016 Samarinda Ulu Aminem, S.Pd mengutarakan sejak ditugaskan di SDN 016 Samarinda Ulu memegang amanah sebagai kepala sekolah tahun 2019.
“Desember 2019 saya baru ditugaskan di SD 016 ini, pada waktu itu belum ada ruang perpustakaan, tapi saat ini walau kecil sudah ada ruang khusus untuk ruangan membaca bagi murid-murid kami,” jelas Aminem kepada media ini saat ditemui di perpustakaan SDN 016 Samarinda Ulu, Jum’at, (12/5/2023).
Dengan tekad yang kuat berusaha mewujudkan perpustakaan sekolah, sekolah ini berupaya melengkapi fasilitas sarana dan prasarana untuk mencerdaskan siswa dan membudayakan gemar membaca baik buku pelajaran maupun buku-buku umum yang menyenangkan bagi siswa.
“Sekolah kami ini kalau hujan deras banjir, sehingga harus betul hati-hati dalam penanganan buku ini. Dulu banyak buku yang terpaksa harus dibuang karena pada saat banjir datang sekolah kosong, sehingga tidak bisa diselamatkan koleksi buku yang ada,” jelas Aminem.
Sementara itu Mita Cressar, SE, pustakawan SDN 016 Samarinda Ulu yang diberikan tanggung jawab kepala SDN 016 bersama Datin Puspita, S.Ag untuk mengelola perpustakaan sekolah mengatakan banyak siswa jika waktu istirahat berkunjung ke perpustakaan untuk membaca-baca koleksi buku yang ada.
“Koleksi dan pengelolaan perpustakaan ini masih sangat terbatas sekali. Buku-buku yang ada hanya sebatas di stempel belum dilakukan pengkodean.” terang Mita.
Mita mengakui pernah ikut Bimbingan Teknis Pengelola Perpustakaan di Dinas Perpustakaan Kota Samarinda di jalan Kesuma Bangsa, , tetapi sampai sekarang tidak ada pembinaan dari Dinas Perpustakaan apa saja yang harus dikerjakan untuk bisa menjadikan perpustakaan sekolah yang ideal, bisa mendapat nomor induk perpustakaan dan bisa akreditasi.
“Yang kami bisa lakukan adalah menata apa yang ada. Karena pada saat ditugasi mengelola perpustakaan sama sekali buku-buku yang ada tidak tertata. Dulu ada perpustakaan tapi tidak tertata dan tidak ada ruangan khusus. Baru sejak Bu Aminem masuk dibuatkan ruang perpustakaan khusus,” jelas Datin Puspita, yang membantu pengelolaan perpustakaan sekaligus sebagai guru Agama di sekolah ini.
Mita sebagai pustakawan merasa belum paham harus kemana mencari referensi untuk pengelolaan perpustakaan, bagaimana cara dan persyaratan untuk bisa mendapat nomor induk perpustakaan sekolah.
“Terus terang kami belum tahu program aplikasi yang digunakan untuk pengelolaan perpustakaan. Jadi jumlah buku bacaan penunjang koleksi perpustakaan SD 016 yang baru ada 151 eksemplar dari 81 judul kami kelola sebisanya,” jelasnya.(Anto/adv)