Poskaltim.id, Samarinda – Warga dan anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) obyek Wisata Edukasi “Kampung Ketupat” di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Samarinda Seberang, berkesempatan memperoleh pelatihan mencanting dan membatik.Kegiatan yang berlangsung di salah satu gazebo tepi Sungai Mahakam ini diikuti puluhan warga dan anggota Pokdarwis Kampung Ketupat dengan acara “Mencanting dan Mewarnai pada Kegiatan Membatik bagi Warga Kampung Ketupat”, yang berlangsung pada Senin (25/7/2022).
Lurah Kelurahan Mesjid, Nurlina mengatakan di wilayahnya terdapat dua obyek wisata unggulan di Samarinda Seberang yaitu wisata sejarah yaitu Masjid Tua Shiratal Mustaqiem dan Kampung Ketupat.
Nurlina mengatakan dengan adanya berbagai pelatihan khususnya pelatihan membatik akan dapat membuat warga yang bermukim di sekitar Kampung Ketupat dapat lebih terampil, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan bagi keluarga.
“Sebagai sebuah obyek wisata, Kampung Ketupat ini telah mendapatkan beberapa bantuan diantaranya dari Astra dan pendampingan dari Politeknik Negeri Samarinda khususnya dari Jurusan Pariwisata. Kami sangat berterima kasih karena telah mendapatkan program-program pelatihan,” ujarnya.
Nurlina mengatakan dengan adanya keterampilan warga dalam membatik diharapkan wisatawan yang datang tidak saja disuguhi dengan ciri khas kuliner Kampung Ketupat saja tetapi ada nuansa lainnya, yaitu belajar membatik dengan motif khas Kampung Ketupat.
Sementara itu, Pemilik Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK) Atiqna Batik Baqadoet, Silvivi Diarti menyampaikan jika proses membatik tidaklah terlalu sulit walaupun pengrajinnya tidak bisa menggambar. Dijelaskannya, proses membatik dimulai dengan mencanting atau menggambar pola dengan lilin batik di atas guratan motif yang telah dibuat. Setelah itu memasuki proses pewarnaan motif, penguncian warna dan proses perebusan.
“Proses membuat batik dimulai dengan mencanting dan seterusnya ini tidaklah sulit walaupun kita tidak bisa menggambar pola. Kan saat ini kita dapat memanfaatkan internet dan menirunya,” ujar Silvivi Diarti.
Menurutnya pelatihan membatik ini terinspirasi untuk mengangkat obyek wisata Kampung Ketupat sebagai salah satu destinasi wisata yang menjadi unggulan di Kota Samarinda.
“Apalagi untuk kedepannya kita mengantisipasi Kaltim sebagai Ibu Kota Nusantara, sehingga Kampung Ketupat ini tidak saja menyajikan ketupat dalam artian kuliner tetapi juga memiliki potensi lainnya yaitu kerajinan batik.
Di tempat yang sama, dosen POLNES Jurusan Pariwisata, Muhammad Fauzan Noor, S, Par, M.Par menjelaskan jika kegiatan pendampingan dan pelatihan membatik ini merupakan program Pengabdian Kepada Masyarakat yang harus dilaksanakan sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Pelatihan membatik di Kampung Ketupat ini merupakan bagian dari upaya POLNES untuk melakukan pendampingan. Kita berharap kegiatan membatik ini dapat menjadi paket wisata mendukung paket-paket yang sudah ada seperti belajar mengolah kulit ketupat dan lainnya,” ujarnya.
Ditambahkan Fauzan, dengan adanya pelatihan membatik ini diharapkan Pokdarwis Kampung Ketupat dapat mengajarkan kepada pengunjung cara membatik yang sederhana menjadi satu bagian daya tarik wisata.
“Melalui membatik dengan motif khas lingkungan Kampung Ketupat misalnya gambar kulit ketupat, pesut Mahakam, motif Kaltim hingga panorama sungai Mahakam, akan menjadikan paket wisata di Kampung Ketupat menjadi lebih bervariasi,” ujar Fauzan.(adv/ Editor : Yuliawan Andrianto)