Poskaltim.id, Kutai Kartanegara — Di Dusun Sungai Tempurung Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, terdapat jembatan lama yang menjadi topik hangat pembicaraan warga karena berpotensi diganti dengan jembatan yang baru.
Melalui antara Program Studi (Prodi) S2 Rekayasa perawatan dan restorasi jembatan, sedang melakukan perancangan desain sebuah jembatan yang baru dan lebih aman untuk digunakan.
Jembatan penghubung yang sudah ada awalnya dibangun dengan cara tradisional yang terlalu banyak tonggak-tonggak kayu yang dapat menutupi lalu lintas sungai serta menghambat aliran sungai dan lalu lintas di bawahnya.
Jembatan kayu tradisional yang setipe juga banyak digunakan di beberapa anak sungai Mahakam sehingga mempersempit bahkan menutup akses lalu lintas di bawahnya. Konstruksi tersebut juga dapat mengakibatkan menumpuknya sampah yang hanyut di sungai.
“Saat ini, penggunaan material kayu sebagai bahan konstruksi jembatan sederhana mulai ditinggalkan dan beralih ke jembatan beton ataupun baja dengan pertimbangan durability dan kekuatan struktur,” ujar Insan Kamil sebagai ketua tim pengabdian kepada masyarakat ini.
Namun dijelaskan Insan, dari tinjauan ekologis, kayu tetaplah material yang paling mampu diperbaharui oleh alam sendiri dibandingkan material baja maupun beton. Kembali ke material alam yang ecological merupakan isu dari United Nation yang perlu didukung oleh Institusi Pendidikan.
Dengan kolaborasi antara Politeknik Negeri Samarinda dan Dusun Sungai Tempurung Desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara, diharapkan akan menyebarkan trend dan turut serta menyukseskan kampanye isu Global Warming (pemanasan global pada bumi) ini.
Pengabdian ini diawali dengan penentuan bentang dan tinggi bebas jembatan. Dilanjutkan dengan perencanaan dan perhitungan kekuatan material kayu untuk pembuatan jembatan. Tahapan perancangan menghasilkan gambar rancangan serta anggaran biaya dalam proses perencanaan.
Dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini didukung oleh tiga dosen dan satu mahasiswa teknik sipil Politeknik Negeri Samarinda. Kolaborasi dengan Dusun Sungai Tempurung Desa Kutai Lama Kecamatan Anggana Kabupaten Kutai Kartanegara, diharapkan dapat memperkenalkan program studi magister baru di Politeknik Negeri Samarinda.
‘Selain itu tentunya memperluas dan lebih dapat diterima ide utama dalam pengaplikasian jembatan busur ini dengan segala kelebihan dan teknologinya,” ujar Insan Kamil.(Adv).