Ken Setiawan: Larang Ajaran NII dan Salafi Wahabi Agar Negara Aman

Poskaltim.id, — Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap 16 teroris Jaringan Negara Islam Indonesia (NII)  di Sumatera Barat. Ke-16 jaringan NII tersebut ditangkap di tiga wilayah berbeda di Sumatera Barat.

Pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center, Ken Setiawan mengatakan bahwa sumber ideologi radikalisme adalah  Negara Islam Indonesia  dan Salafi Wahabi, bahkan bisa disebut adalah “ibu kandungnya”.

Dalam rilis yang diterima redaksi, Ken menyebut hampir semua pelaku terorisme mayoritas berlatar belakang adalah NII dan Salafi Wahabi. Sehingga dirinya berharap seluruh gubernur di Indonesia mencontoh Provinsi Aceh yang melarang ajaran Salafi Wahabi.

“Aceh saja yang sudah menerapkan syariat Islam  menolak dan melarang paham dan ajaran Salafi Wahabi disana. Kalau seluruh provinsi di Indonesia dilakukan serupa paling tidak gerakan mereka tidak bisa berkembang walaupun dengan sembunyi sembunyi,” saran Ken.

Menurutnya, ibarat pohon jika akarnya dicabut maka pohon itu akan layu, tapi bila akarnya dibiarkan maka pohon itu akan berbuah setiap musim. Apalagi saat ini, tegasnya,  yang terpapar ajaran NII dan Salafi Wahabi bukan hanya masyarakat biasa, tapi banyak aparat pemerintah (ASN) dan TNI-Polri juga banyak yang terpapar.

Di kalangan polisi saja di media social terlihat simpatisan atau pengikut mereka yang sudah sekitar 175.000 orang lebih. Namanya dulu Polri Cinta Sunnah (PCS) , dan kini berganti menjadi Pembelajar Cinta Sunnah.

Konten foto-foto polisi yang bercelana cingkrang, memakai baju gamis dan berjenggot pun kini banyak dihapus karena banyak dikritik oleh masyarakat.

Kelihatan ibadahnya rajin, tapi sedikit-dikit memvonis setiap yang berbeda dengan sebutan bid’ah, syirik, haram dan lain sebagainya.

Dijelaskan Ken, menurut mereka, menyanyi lagu Indonesia Raya adalah haram, tapi polisi yang sudah bergabung dalam PCS biasanya setelah menyanyi akan mengucap istighfar karena telah melakukan dosa dalam agama yaitu menyanyi.

Dalam sejarah kelompok radikal di belahan dunia, NII dan ajaran Salafi Wahabi memang selalu infiltrasi di dalam tubuh aparat dengan sangat cantik, sehingga banyak aparat yang tertarik dan bergabung kesana.

“Kalau aparat saja yang punya jiwa nasionalis sangat tinggi saja bisa direkrut apalagi masyarakat biasa yang minim dengan pemahaman agama. Tentunya lebih mudah direkrut ke dalam kelompok radikalisme yang mengatasnamakan agama,” jelas Ken.(*)

About Redaksi

Check Also

Terapkan Prinsip Keberlanjutan, PEP Sangasanga Field Raih Penghargaan ESG Nusantara Plaudit

Poskaltim.id, Jakarta –  PT Pertamina EP (PEP) Sangasanga Field berhasil meraih penghargaan “ESG Nusantara Plaudit” …

PWI Pusat Ajak Kompas Gramedia ikuti Kompetisi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024

Poskaltim.id, Jakarta – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menyelenggarakan  Anugerah Jurnalistik Adinegoro (AJA) 2024. Ini …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *