Poskaltim.id, Jakarta — Anugerah Kebudayaan PWI tahun 2022 bagi Bupati/Wali Kota kembali bergulir seperti tahun-tahun sebelumnya. Beberapa pertanyaan yang muncul seperti apakah ritus, tradisi lisan, adat istiadat dan modal kultural lainnya, bisa menjadi bahan proposal Anugerah Kebudayaan-PWI 2022? Apakah video kegiatan kepala daerah yang sudah pernah dibuat sebelumnya, bisa dimasukkan kedalam video, melengkapi proposal?
Itulah sebagian dari sekian banyak pertanyaan yang muncul dalam sosialisasi Anugerah Kebudayaan (AK) PWI Pusat untuk Bupati/Wali Kota pada HPN 2022 secara daring, Kamis (16/9/2021).
Dalam rilis yang dikirimkan ke redaksi Poskaltim.id, pertanyaan tersebut dijawab oleh Ketua Pelaksana AK PWI Yusuf Susilo Hartono yang menjelaskan tentu saja semua modal kultural tersebut sangat berguna dari pembuatan proposal.
“Demikian juga foto-foto dokumentasi juga penting untuk pembuatan video pendukung proposal. Namun demikian, setelah ditemukan dahulu gagasan atau program daerah bersangkutan,” ujar Yusuf.
Adapun tema AK PWI 2022 adalah “Memenangkan Kesehatan, Kemanusiaan, dan Mewujudkan Perilaku Baru, Berbasis Informasi dan Kebudayaan”.
Dijelaskan Yusuf, pandemi Covid selama hampir dua tahun ini, selain membunuh, telah mengajari umat manusia bagaimana menjadi kuat dan tetap sehat, baik dengan prokes, vaksin, maupun dengan pengalaman kultural warisan nenek moyang.
“Tentu masing-masing bupati/wali kota, telah memiliki pengalaman lapangan, kiat dan jurus-jurus untuk mengatasi hal tersebut, hingga bisa bertahan dan merencanakan langkah kedepan. Dari sana, ditambah dengan pertimbangan tema, visi- misi, janji politik saat memenangi Pilkada yang mesti dibayar lunas, diharapkan bisa menemukan “gagasan”, sebagai judul/fokus proposal,” ujarnya.
Panitia menetapkan, setiap bupati/ wali kota yang mengikuti AK-PWI 2022, harus mendaftarkan diri dan mengirim proposal 25-30 halaman. Di dalamnya berisi lima hal pokok. (1) Pernyataan sebagai peserta. Biodata ringkas bupati/wali kota dan gambaran singkat daerah, serta prestasi nasional/internasional. (2) Berbagai program terobosan/ inovasi untuk memenangkan kesehatan, kemanusiaan dan perilaku baru berbasis informasi dan kebudayaan.
Selain itu juga harus dilakukan (4) Objek Pemajuan Kebudayaan yang mana, dari Pokok-pokok Pemikiran Kebudayaan daerah (PPKD) yang digunakan untuk menunjang terobosan/informasi. Apakah manuskrip, kesenian, tradisi lisan, teknologi tradisional, atau lainnya. (4) Pengelolaan wartawan/ media massa/ medsos untuk menunjang perwujudan perilaku baru. (5) Daftar link rujukan masing-masing bab.
Semua persyaratan harus dilengkapi lampiran PPKD lengkap. Sedangkan video, merupakan pendukung proposal. Durasinya 7-10 menit. Format Mp4, resolusi 720-1080. Materi dapat dikirim ke pwianugerahkebudayaan@gmail.com.
Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari, dalam sambutannya mengingatkan bahwa UNESCO tahun 2017 menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara super power di bidang kebudayaan. Oleh karena itu melalui AK-PWI ini kita ingin mencari bupati dan wali kota yang mumpuni dalam bidang kebudayaan.
Ketua Panitia HPN Auri Jaya menambahkan, pilihan tema kali ini merupakan momentum menarik, terutama dalam mencari terobosan perilaku baru berbasis informasi dan kebudayaan, pada masa pandemi dan pasca-pandemi.
Sedangkan Sekda Provinsi Sulawesi Hj. Nur Endang Abbas, selaku tuan rumah HPN 2022, mengajak para kepala daerah ambil bagian dalam anugerah ini. Sulawesi Tenggara siap menjadi tuan rumah HPN 2022 dengan baik. (*/Pokja AK-PWI).