Poskaltim.id, Berau – Pemenuhan air bersih di Kabupaten Berau masih menjadi tantangan serius. Berdasarkan data yang disampaikan Gubernur Kalimantan Timur, Dr. H. Rudy Mas’ud (Harum) saat silaturahmi dengan jajaran manajemen PT Berau Coal di Berau, Ahad (7/9/2025), cakupan layanan air bersih di daerah tersebut baru mencapai 57 persen. Angka ini berarti, masih ada 43 persen masyarakat yang belum terlayani secara optimal.
Untuk mengatasi defisit tersebut, Gubernur Harum meminta PT Berau Coal untuk memanfaatkan salah satu kawasan pasca tambangnya, yaitu void raksasa yang diperkirakan memiliki volume hingga 100 juta kubik. Ia menilai, void tersebut sangat potensial diolah menjadi air baku bahkan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Di Berau ini Pak Gamalis, menurut data baru tercukupi sekitar 57 persen. Artinya, masih kekurangan 43 persen yang belum menikmati air bersih,” sebut Harum dalam sambutannya pada acara yang juga dihadiri Wakil Bupati Berau H Gamalis.
Gubernur menyarankan agar pengelolaannya dapat dilakukan melalui skema kerja sama antara Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Regional Kaltim dengan perusahaan daerah milik Pemkab Berau. Selain untuk air bersih, kawasan void juga bisa dimanfaatkan untuk budidaya ikan.
“Ya selain air baku untuk PDAM, juga kawasan void bisa budidaya ikan. Seperti saya liat ada ikan nila, ikan patin, ikan mas,” aku Harum.
Menanggapi hal itu, Direktur PT Berau Coal Sandy Indrawan mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengelola lingkungan pertambangan secara berkelanjutan dan mengoptimalkan lahan pasca tambang untuk nilai ekonomi dan sosial masyarakat. “Kami telah berkomitmen mengoptimalkan lahan pasca tambang,” ujarnya.
PT Berau Coal mengelola hutan masa depan dengan program reklamasi lahan melalui revegetasi dan penanaman pohon asli. Juga mengembangkan kawasan produktif seperti Kembang Mapan yang terintegrasi dengan tujuan lingkungan, ekonomi dan sosial. Selain itu, perusahaan juga melakukan konservasi sumber daya energi, pemulihan ekosistem pesisir dengan penanaman mangrove, dan inovasi pengelolaan air bekas tambang (void) untuk berbagai manfaat.
“Kawasan pasca tambang kami rancang tidak saja selama tambang beroperasi, tetapi setelahnya sebagai nilai lingkungan, ekonomi dan sosial masyarakat,” pungkasnya.(yans/ky/adpimprovkaltim)
Foto : Hudais TP