Babinsa, Turut Jaga Keberlangsungan Penyu di Pulau Derawan

Poskaltim.id, Tanjung Redeb – Bintara Pembina Desa atau yang lebih dkenal dengan Babinsa turut menaga dan menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Diantara tugas berat ini, Sertu Wisandy Yuliastriono Suwardi, turut menjaga kelangsungan penyu beserta telur-telurnya di wilayah Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau.

Penyu yang merupakan salah ikon Kabupaten Berau, aneka jenis penyu, umumnya penyu hijau yang naik ke pantai dan bertelur di Pulau Derawan, harus dijaga keberlangsungan hidupnya.

Untuk menjaga agar tidak terjadi perburuan telur penyu, setiap malam Sersan Satu (Sertu) Wisandy berkeliling pulau memastikan Pulau Derawan bebas dari pencurian telur penyu. Ia mengecek setiap titik yang menjadi tempat penyu bersarang untuk bertelur.

“Ini sudah kewajiban. Penyu satwa yang dilindungi. Saya juga mencintai penyu tersebut. Kalau bukan diri sendiri, siapa lagi yang akan menjaga penyu tersebut,” ujar Sandy yang merupakan anggota Kodim 0902 Tanjung Redeb, yang berada di bawah koordinasi Korem 091/ASN di Samarinda.

Kecintaannya terhadap alam dan lingkungan terus ia buktikan. Ia terus menjaga dari tangan nakal penjarah telur penyu di Pulau Derawan. Warga pun sudah paham, jika pada malam hari, Sertu Wisandy yang akrab disapa Pak Babin ini, pasti  berkeliling pulau untuk mengecek penyu-penyu yang bertelur di pasir pantai.

Ia mengaku, tidak segan-segan menghalau dan menangkap orang yang diketahui berusaha mencuri telur penyu tersebut. Ia beranggapan, ini merupakan tugas menjaga dan melestarikan salah satu makhluk Tuhan.

“Kalau telur penyu terus menerus dicuri, penyu bakal punah. Anak cucu kita nanti tidak tahu apa itu penyu,” jelasnya.

Sandy menjadi seorang Babinsa di Pulau Derawan sejak 2014 lalu. Selama enam tahun, ia bersama dengan warga menjaga telur penyu tersebut. Ia kerap berkonsultasi dengan salah seorang warga bernama Ading yang membudidayakan berbagai jenis penyu.

“Bersama Ading, saya setiap malam berkeliling pulau mencari telur penyu yang kemudian dibudidayakan hingga menjadi tukik. Telur penyu itu kan memiliki masa inkubasi selama dua bulan. Setelah menjadi tukik, baru kita lepas liarkan. Itu suatu kebanggaan tersendiri buat saya,” kata pria kelahiran Seram Bagian Timur (SBT), Kota Ambon.

Sandy beranggapan, penyu harus dilestarikan. Jika punah, Pulau Derawan akan kehilangan salah satu objek wisata yang biasanya dinikmati oleh wisatawan nusanatra dan mancanegara.

“Saya malu jika ditanya wisatawan. Kini wisatawan nyaris setiap hari bisa melihat penyu berenang,” ujarnya.

Sebagai seorang TNI, merasa memiliki tanggung jawab terhadap kelestarian alam. Baik itu tumbuhannya dan hewan. Sebelumnya, penyu kerap diburu, baik untuk karapas hingga telurnya. Ia mengaku sedih jika ada warga yang menjual karapas penyu yang dijadikan cendera mata.

“Saya kerap menegur warga jika ada yang jual cendera mata dari karapas penyu. Tetapi kini sudah tidak ada lagi yang jualan. NAmpaknya warga sudah sadar,” tuturnya.(Yuliawan Andrianto)

About Redaksi

Check Also

Telkomsel Salurkan Bantuan Peduli Banjir Kabupaten Mahakam Ulu dan Kutai Barat

Poskaltim.id, Samarinda —  Melalui Telkomsel Sambungkan Senyuman, perusahaan telekomunikasi ini atas bencana banjir yang melanda …

Tips Mudik Lebaran Aman dan Nyaman Ala Astra Motor Kaltim 2

Poskaltim.id, Samarinda  —  Safety Riding Officer Main Dealer Astra Motor Kaltim 2 membagikan cara berkendara …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *