Poskaltim.id, Kutai Kartanegara — Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melaksanakan Rembug Stunting Tahun 2024 bersama sejumlah pemangku kepentingan.
Rembug ini mengambil tema “Penguatan Komitmen Mewujudkan Generasi Emas Kukar Bebas Stunting”, dibuka langsung oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono di Ruang Martadipura Lantai 1 Kantor Bappeda Kukar.
Acara ini dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda)Kukar, Seluruh Asisten Sekretariat Daerah Kukar, Kepala BKKBN Provinsi Kaltim, Ketua TP PKK Kukar dan Seluruh Kepala Perangkat Daerah lingkup Pemkab Kukar.
Hadir pula Gugus Tugas Kukar Idaman, BPJS Kesehatan Kukar, Camat selaku Ketua TPPS se Kukar, seluruh Kepala Puskesmas se-Kukar, seluruh Lurah dan Kepala Desa selaku Ketua TPPS Desa/Kelurahan se-Kukar, dan pendamping keluarga.
Bupati Kukar Edi Damansyah dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Kukar Sunggono menyampaikan, Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting memuat upaya optimalisasi percepatan penurunan stunting dan pencegahan agar tidak terjadi kasus stunting baru dalam keluarga.
“Tentu saja hal ini tidak mudah dilakukan mengingat banyak sekali faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus stunting. Berbagai tantangan dan hambatan telah kita rasakan bersama selama kurang lebih enam tahun pelaksanaan konvergensi penurunan stunting di Kukar,” ujarnya pada Rabu (27 Maret 2024).
Sunggono menyampaikan amanat bupati agar berbagai upaya ke arah ini telah, sedang dan akan terus dilakukan oleh Pemkab Kukar agar target penurunan stunting dapat dicapai.
“Namun saya yakin bahwa kita akan lebih menguatkan barisan untuk terus berupaya melakukan konvergensi melalui perbaikan struktur maupun prosesnya mengingat upaya penurunan stunting merupakan salah satu prioritas pembangunan di Kukar,” katanya
Berdasarkan data SKI tahun 2023 prevalensi stunting nasional turun sebesar 0,1 % dari tahun 2022 yaitu menjadi 21,5 %. Untuk data provinsi Kalimantan Timur terdapat penurunan dari tahun 2022 sebesar 1 % menjadi 22,9 %.
Data Kutai Kartanegara tahun 2022 sebesar 27,1% sedangkan tahun 2023 belum diekspos dan berharap semoga terjadi penurunan angka prevalensi stunting di Kukar.
Dijelaskan, terlepas dari adanya perbedaan data berbasis survey dengan data rutin, berdasarkan data di atas kita dapat melihat bahwa untuk menurunkan angka prevalensi stunting masih cukup berat mengingat banyaknya lintas sektor yang harus terlibat secara terintegrasi.
Sunggono menekankan, peran besar unit masyarakat terkecil yaitu keluarga dalam upaya penurunan stunting ini. Strategi dan mekanisme penguatan keluarga ini dirancang melalui penguatan Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang berada di tiap Kecamatan.(yul/adv/diskominfo-kukar)