Poskaltim.id, Samarinda – Perkebunan kelapa sawit di Indonesia kerap mendapatkan tantangan dalam penjualan ke pasar internasional, terlebih negara-negara di Eropa. Masyarakat Eropa yang memiliki kesadaran tinggi akan isu lingkungan hidup, masih menganggap perkebunan kelapa sawit sebagai perusak hutan melalui alih fungsi lahan hutan ke perkebunan.
Untuk melawan narasi negatif ini, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim, Sri Wahyuni, MPP menyarankan Dinas Perkebunan dan instansi terkait seperti Forum Perkebunan Berkelanjutan dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Kaltim (Gapki Kaltim) untuk mengajak pelajar, mahasiswa dan wartawan mengunjungi perusahaan yang telah menerapkan perkebunan ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan tidak saja menyasar keuntungan bagi pemiliknya namun juga memberi manfaat kepada masyarakat. Kalau dari perusahaan tentu kuat komitmennya (dalam membangun perkebunan berkelanjutan. Namun kita juga membutuhkan suara dari luar yang lebih kuat dukungannya,” ujarnya saat menutup kegiatan Musyawarah Forum Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan yang berlangsung di Hotel Harris, Samarinda, pada Kamis, (27/4/2022).
Diakui Sri Wahyuni jika masih banyak masyarakat yang belum tahu apa saja aktivitas dan tata kelola sebuah perkebunan kelapa sawit yang menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dan memberi manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Ia mengisahkan jika pernah mengunjungi dua perusahaan kelapa sawit di Kecamatan Kota Bangun dan kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, beberapa tahun silam. Dimana dua perusahaan ini sudah mampu menerapkan prinsip perkebunan berkelanjutan diantaranya mengolah limbah menjadi energi listrik yang dialirkan ke masyarakat sekitar pabrik.
Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan, pertanian dalam arti luas yang outputnya peningkatan ekonomi, namun harus ada dengan bidang-bidang yang lain.
Perusahaan kelapa sawit bersinergi dengan peternakan, edu wisata, salah satu upaya perkebunan membuka diri kepada masyarakat adalah dengan melakukan program-program yang memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk dapat datang melihat dari mendapatkan edukasi bagaimana pengelolaan perkebunan yang berkelanjutan tersebut.
“Akan sangat baik bagi para pelajar para wartawan dalam menyuarakan bahwa Kaltim dengan perkembangan perkebunannya telah menerapkan perkebunan yang berkelanjutan tersebut,” ujarnya.
Sri menegaskan apalagi perkebunan kelapa sawit di Kaltim hampir ada di 10 kabupaten/kota. Hendaknya ada program yang dapat menjembatani antara korporasi dengan apa yang menjadi keingintahuan masyarakat termasuk kalangan milenial maupun wartawan dengan konsep edu-wisata.
Menurutnya, Dinas Perkebunan dan instansi terkait perlu juga memberikan knowledge kepada media bagaimana potret perkebunan kelapa sawit saat ini dengan pola perkebunan yang berkelanjutan.
Sri Wahyuni menceritakan, jika dirinya pernah mengunjungi perkebunan kelapa sawit yang secara mandiri menghasilkan energi bagi masyarakat sekitar pabrik dengan cara mengolah limbah kelapa sawitnya.
“Kita visit satu lokus perkebunan yang telah menerapkan perkebunan yang berkelanjutan. Setelah mereka kunjungan lapangan, bisa saja tulisan mereka dilombakan,” sarannya.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Ujang Rachmad menyambut baik ide Sekda tersebut yang akan membawa pelajar dan wartawan untuk mengunjungi beberapa perkebunan kelapa sawit yang telah mampu mengolah limbah mereka.
“Usulan Sekda sangat bagus. Kita pelajari, semoga dapat kita programkan di tahun ini,” ujarnya.(Penulis: Yuliawan Andrianto)