Poskaltim.id, Samarinda — Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada kuartal I tahun 2025 menurun atau lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
Hal tersebut dijelaskan oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI Kaltim) Budi Widihartanto saat Temu Media dengan sejumlah wartawan ekonomi di Samarinda pada Selasa (1/7/2025).
“Ekonomi Kaltim pada triwulan I 2025 melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Meski demikian, perlambatan tersebut sejalan dengan perlambatan yang terjadi di nasional dan regional Kalimantan,” jelasnya.
Menurutnya, perlambatan ekonomi Kaltim di triwulan ini didorong oleh tertahannya kinerja pertambangan dan konstruksi dari sisi lapangan usaha, serta komponen PMTB, ekspor, dan impor dari sisi pengeluaran.
Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto yang didampingi sejumlah pejabat BI Kaltim diantaranya Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltim, Bayuadi Hardiyanto dan Kepala Tim Implementasi KEKDA (Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah), Iwan Kurniawan H.
Lanjut Budi, andil pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan I 2025 dari sisi lapangan usaha berasal dari industri pengolahan dan perdagangan. Sementara dari sisi pengeluaran andil tertinggi berasal dari net ekspor dan konsumsi rumah tangga.
Dari sisi lapangan usaha, sektor tambang dengan share 35,34%, sektor industri 19,57%, konstruksi 11,40%, pertanian 9,56% dan perdagangan sebesar 7,56%. Sementara, dari sisi rumah tangga, ekspor Kaltim sebesar 119,13%, PMTB 35,20%, konsumsi 17,55%, konsumsi pemerintah 3,48% dan impor share sebesar 75,90%.
Perlambatan ekonomi tidak saja terjadi di Kaltim. Perlambatan ekonomi turut terjadi di hampir seluruh provinsi di regional Kalimantan. Selain itu, ekonomi Kaltim juga masih memegang pangsa terbesar di regional Kalimantan.
Pertumbuhan regional Kalimantan triwulan I 2025 sebesar 4,32% (yoy). Sementara di Provinsi Kaltim sebesar 4,08% (yoy), Kaltara 4,06% (yoy), Kalteng 4,04% (yoy), dan Kalsel Kalsel 4,81% (yoy. Namun hanya Kalbar yang lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
“Pada triwulan 2 cukup berat bagi Kaltim. Kita berharap kondisi ekonomi geopolitik dunia membaik. Walau berat tetapi kita tetap optimis pertumbuhan ekonomi Kaltim membaik,” tegas Budi.
Selain itu hadir pula Manajer – Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM Keuangan Inklusif dan Syariah, Sheila Reswari, Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran dan Pengawasan SP PUR (Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah), Setya Dodi Hermawan, Analis Senior Fungsi Perumusan KEKDA, Ashari Novy Sucipto, Analis Fungsi Implementasi Pengawasan SP PUR, Hendro Prasetyo Nugroho serta Kepala Unit Implementasi PUR (Pengelolaan Uang Rupiah), Akbar Samudra.(yul)