Poskaltim.id, Samarinda – Menghadapi Hari Besar Keagamaan setiap tahunnya selalu digelar pasar murah secara serempak di seluruh Indonesia. Harapannya tidak ada tekanan permintaan yang berlebih dari konsumen dan kelangkaan barang sehingga harga relatif stabil tidak melonjak jauh.
“Kita mengenal 3K yaitu Kesediaan pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi dan Komoditas konsumtif. Dalam konteks keterjangkauan harga inilah diadakan pasar murah serempak di seluruh Indonesia,” jelas Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Hendik Sudaryanto pada pembukaan Gerakan Pangan Murah di Samarinda pada Senin (26/6/2023).
Dengan jargon “Stop Pemborosan”diharapkan masyarakat membeli kebutuhan barang sesuai dengan yang diperlukan saja dan bukan sesuai dengan keinginan. Karena apabila konsep berbelanja sesuai dengan keinginan maka dapat dipastikan akan terjadi pemborosan.
Dijelaskan Hendik, jika masyarakat dapat bijak dalam berbelanja dan memenuhi kebutuhannya maka inflasi Kaltim dapat terjaga seperti saat ini. Dijelaskannya, inflasi Kaltim diharapkan dapat terjaga sesuai dengan target inflasi Kaltim yaitu 3 ±1 (3 plus minus 1) atau lebih rendah dari tahun lalu.
Diakui Hendik, menjelang Hari Besar Keagamaan seperti menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah atau bertepatan pada Kamis 29 Juni, kecenderungan terjadi peningkatan terhadap suatu barang tertentu selalu ada. Sehingga gelaran Pangan Murah Serentak di seluruh Indonesia ini diharapkan dapat membantu menyediakanbarang kebutuhan Hari Raya Idul Adha dengan harga terjangkau.
“Harapannya, masyarakat tidak terlalu boros dan tidak terlalu panik karena barang yang diinginkan tidak tersedia. Saya yakin Pemerintah Daerah Kaltim melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) sudah menyediakan pasokannya sehingga masyarakat dapat membeli secukupnya saja dan tidak boros,” tegasnya.
Hendik Sudaryanto juga sangat mendukung imbauan diversifikasi pangan seperti yang diharapkan oleh Gubernur Kaltim Isran Noor misalnya saja masyarakat tidak terpaku dengan pangan asal beras. Kebutuhan karbohidrat dapat diganti dengan ubi, ketela atau singkong, sagu, sukun hingga olahan umbi porang.
“Tadi juga pak gubernur memberikan arahan bahwa ada alternatif pangan lainnya selain beras. Begitupun dengan sesuatu yang menjadi penyebab inflasi misalnya saja cabai. Masyarakat dapat mengganti konsumsi cabai segar ke cabai olahan manakala harga dipasaran sedang tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim, Rini Susilawati mengatakan tujuan kegiatan ini adalah memberikan kemudahan akses bagi produsen dan konsumen terhadap produk pangan dengan harga yang wajar.
Dijelaskan Rini, Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional di provinsi Kaltim dilaksanakan serempak di lima Kabupaten dan Kota mulai dari Kota Samarinda, Balikpapan, Bontang, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Paser.(Penulis: Yuliawan Andrianto)