Breaking News

Batik Putri Maluang Berau Bukti Sukses Pendampingan BI Kaltim

Poskaltim.id, Samarinda — UMKM Batik Putri Maluang di Kecamatan Gunung Tabur,  Kabupaten Berau, Kalimantan Timur telah mengembangkan pewarnaan batik mereka dengan menggunakan bahan pewarna alami.

Jenis yang dipakai yaitu serpihan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri) dan daun ketapang (Terminalia catappa). Dua jenis bahan ini memiliki getah pohon yang kuat dan mampu bertahan lama. Selain itu warna ini menghasilkan warna cokelat alami yang lembut dan memiliki karakter warna baru.

Hal tersebut dijelaskan oleh pemilik Galeri Batik Putri Maluang, Putri Arofah (41) saat mendapatkan kunjungan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto dan rombongan bersama sejumlah wartawan, pada Kamis (26/8/2025).

“Selain itu kami juga berupaya mengurangi limbah kain seminimal mungkin. Diantaranya menjadi topi dan tas kecil hasil sisa potongan kain sehingga dapat lebih bernilai ekonomis,” jelas Arofah.

UMKM Batik Putri Maluang yang berdiri semasa Covid-19 pada medio 2020, kini berhasil memproduksi ribuan jenis corak batik khas Kabupaten Berau. Motif utamanya seputar air dan fauna yang menjadi daya tarik kabupaten yang memiliki garis pantai indah ini.

Pasar batiknya pun dapat menembus pasar nasional. Bahkan beberapa kerabat telah memperkenalkan batik produksi Putri Maluang ke beberapa negara tetangga. Melalui media sosial dan penjualan global, usaha rumahan yang mempekerjakan 10 orang pekerja ini terus berupaya meningkatkan penjualannya.

Putri Arofah mengenang, usahanya mulai berkembang setelah mendapatkan pembinaan dan berbagai pelatihan dari Bank Indonesia Kaltim. Dengan pendampingan penuh, usaha ini terus dikawal BI Kaltim tidak saja cara memproduksi batik yang baik tetapi juga bagaimana manajemen keuangan digital, promosi digital dan lain-lain.

“Saat pendampingan Bank Indonesia Kaltim saya sempat kesal dan bosan karena merasa selalu diawasi. Selalu dikoreksi berbagai kesalahan. Kini saya mengerti jika itu adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga yang kini dirasakan,” kenangnya.

Usaha Batik Putri Maluang kini mampu memproduksi sekitar 300 sampai 400 kain batik per bulan. Hadir dengan berbagai teknik membatik seperti batik tulis, batik cap, batikcap dan lukis (caplis), batik lukis dan batik print. Namun, corak paling dominan adalah gabungan antara teknik cap dan lukis yang paling banyak diproduksi.

Proses produksi yang berada di samping galerinya, memerlukan enam tahapan mulai dari pengguntingan kain, pengecapan, pewarnaan, fiksasi, perebusan, hingga penyetrikaan dan pengemasan. Setiap helai kain membutuhkan waktu sekitar lima hari hingga siap jual.

Di galeri yang sekaligus menjadi rumahnya, Putri Arofah menghargai setiap produknya mulai dari Rp250 ribu hingga Rp700 ribu per lembar kain batiknya, tergantung desain dan teknik pewarnaannya.

Usaha ini juga terus memanjakan pelanggannya. Pelanggan menjadi asetnya sehingga setiap ada keluhan dari pelanggan selalu ditanggapi Putri Arofah dengan cepat, komunikatif bahkan ia bersedia memberikan potongan harga dan penggantian barang.  Menurut Arofah, pelanggan adalah aset yang harus dibina dengan cara memberikan kepuasan atas keluhan-keluhan yang diterima dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan.

Menurut Arofah, tantangan dalam pengembangan usahanya adalah sulitnya memperoleh bahan baku. Mulai dari kain, pewarna, hingga lilin corak. “Bahan baku harus diambil dari Samarinda atau pesan online di e-commerce. Tentu ongkos kirim lebih mahal. Akan lebih murah jika dapat membeli bahan baku dalam jumlah besar,” ucapnya.

BUKTI SUKSES PENDAMPINGAN

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan BI Kaltim,  Budi Widihartanto mengatakan, Putri Arofah dengan UMKM Putri Maluang-nya menjadi contoh sukses dari binaan Bank Indonesia di seluruh tanah air, termasuk BI Kaltim.

Menurutnya, UMKM yang  memiliki pola pikir untuk terus tumbuh dan berkembang dengan komitmen serta disiplin diri, dipastikan akan dapat bersaing dengan UMKM lainnya. Dijelaskannya, program BI Kaltim tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga mengajarkan kedisiplinan dan strategi dalam menghadapi segmen pasar, dari kalangan bawah, menengah, hingga premium.

“Kunci sukses UMKM bukan hanya modal, tapi yang terpenting adalah pola pikir dan komitmen. Bu Putri Arofah memiliki semangat untuk terus belajar dan berubah, kemudian mengembangkan dari hasil pelatihan, itu yang membuatnya berhasil,” ujar Budi Widihartanto.(Penulis: Yuliawan Andrianto)

 

 

About Redaksi

Check Also

Bima Etam Seri V di Berau Tumbuhkan UMKM Berdaya Saing

Poskaltim.id, Berau – Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur mengadakan kegiatan Bima Etam Seri V yang …

BI Kaltim Ajak Wartawan Ikuti Pelatihan Ekonomi Syariah

Poskaltim.id, Berau —  Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur menggelar kegiatan edukasi bagi wartawan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *