Poskaltim.id, Samarinda — Pemerintah Indonesia masih mengimpor bahan bakar minyak sebanyak di atas 1,5 juta barel per hari sementara produki dalam negeri hanya berkisar 700-an ribu barel saja per hari.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas) Azhari Idris dalam acara Sapa Wartawan yang berlangsung secara zoom meeting dengan wartawan di Kaltim dan Sulawesi yang berlangsung pada Selasa sore (4/5/2021).
“Tahun ini SKK Migas tahun ini melakukan banyak kegiatan yang sangat agresif. Negara menitipkan banyak target pada SKK Migas dalam kegiatan operasi dan produksi minyak dan gas bumi. Kaltim dan Sulawesi mampu menyumbang 30 persen dari produksi nasional sehingga memiliki nilai yang cukup strategis,” ujar Azhari.
Dijelaskan Azhari, di tahun 2030, pemerintah menargetkan produksi migas di SKK Migas Kalsul sebanyak 1 juta barel per hari. Target ini sangat besar karena untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar fosil dalam negeri. Ini untuk menutupi kekurangan produski dalam negeri rata-rata sebesar 500 ribu barel per hari.
Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, angka impor 500.000 barel per hari tersebut sangat besar. Sehingga pemerintah akan mengurangi impor bahan bahar migas ini secara perlahan hingga tahun 2030.
Dijelaskan Azhari, SKK Migas Kalsul melingkupi 9 provinsi dan lebih dari 40 kabupaten dan kota yang memiliki kegiatan migas. Selain itu ada sebanyak 15 perusahaan migas yang beroperasi di wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
“Untuk mengejar target 1 juta barel perhari yang diberikan pemerintah ini kami berharap kerjasama dengan wartawan bagaimana agar publik mengetahui kegiatan dan target yang diberikan. Kami tidak dapat bekerja kalau ada suasana-suasana sosial yang kurang baik dimana kita beroperasi dan dapat menghambat target yang telah diberikan,” harapnya.
Dalam acara sapa wartawan tersebut juga diselipkan tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Aulia Rahman yang juga dilakukan secara daring. Dalam ceramahnya, Aulia Rahman menyampaikan bahwa kegiatan wartawan dalam memproduksi berita, haruslah memberikan kebaikan bagi masyarakat.
Menurutnya ada empat prinsip yang harus dipegang oleh wartawan agar amanh dalam memproduksi berita yang bermanfaat tidak saja bagi masyarakat tetapi juga bagi negara dan bernilai kebaikan diri sendiri.
“Wartawan harus jujur, harus Siddiq dalam menyampaikan fakta dan data.
Kemudiantulisan juga harus cerdas atau Fafhonah. Kemudian hasil tulisan yang akan disampaikan haruslan amanah serta berita yang disampaikan haruslah Tablig, tidak saja harus menarik tetapi juga harus bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi penulisnya,” ujar Aulia Ustadz.(Yuliawan Andrianto)