Poskaltim.id, Samarinda – Petani di Samarinda Utara, khususnya yang berada di Muang Ilir, harus bersedih karena kebanyakan dari mereka gagal panen.
Seperti yang diutarakan oleh Ketua Kelompok Tani Bina Usaha, desa Muang Ilir, Kelurahan Lempake, Samarinda Utara, Aliansyah, pada Poskaltim.id pada Rabu (10/11/2021).
“Musim panen kali ini petani gagal, merugi. Sekitar 35 persen saja yang bisa dipanen. Penyebabnya adalah hama tikus dan burung yang sulit dikendalikan,” jelasnya.
Aliansyah beserta 38 orang anggota kelompok Tani Bina Usaha yang terdiri dari produksi padi sebanyak 38 orang anggota dan memproduksi palawija sebanyak 28 anggota tani. Mereka menggarap hamparan sawah seluas lebih kurang 12 hektar setiap musimnya.
“Biaya yang dikeluarkan untuk modal satu hektar padi sekitar 6 juta rupiah. Kalau panennya berhasil mendapat 8,5 juta rupiah. Sedangkan dalam satu tahun terdapat dua kali musim tanam. Panen kali ini per hektarnya, kami merugi sekitar 5 juta rupiah lebih,” jelas Aliansyah.
Terkait dengan peran pemerintah terhadap nasib petani padi Desa Muang Ilir itu, Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Samarinda ‘Suluh Manuntung’, Ir. Sumiji didampingi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) Muang Ilir, Lediana Helmi, mengatakan sudah meninjau lapangan dan meneruskan laporan petani yang gagal panen ke Dinas Pertanian kota Samarinda,
“Untuk panen kali ini di wilayah kerja kami banyak yang gagal, hal itu terjadi di samping serangan hama juga iklim ekstrim. Hujan deras dengan debit air meningkat berakibat merendam kebun cabai, jagung, kangkung, bayam dan lainnya. Sehingga gagal panen,” jelasnya, di kantor BPP, Jalan Giri Makmur, Kelurahan, Lempake, Samarinda Utara.
Merujuk pada UU No.29 Tahun 2013, tentang perlindungan dan pemberdayaan Petani, pemerintah seharusnya berperan menghadapi permasalahan dan kesulitan tersebut.
Hadirnya pemerintah akan memberikan rasa kepedulian dan keadilan saat memperoleh prasarana dan sarana produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen, praktik ekonomi biaya tinggi, dan perubahan iklim.
Salah satu isu strategis yang dihadapi dunia adalah ketahanan di bidang pangan. Penyediaan pangan tidak sekedar soal bertani, tetapi bersangkut paut dengan bidang lainya, seperti bidang ekonomi, industri, teknologi pertanian, bahkan politik pun kebijakan bidang pertanian.
Lediana Helmi mengatakan pemerintah telah menyalurkan bantuan ke petani berupa hand traktor, mesin penyedot air, dan lainnya.
“Untuk bantuan bibit dan bantuan pupuk hanya di musim tanam saja,” katanya kepada wartawan Poskaltim.id.(Penulis : Misman)