Poskaltim.id, Samarinda – Ratusan guru agama di Pendidikan Usia Dini, Raudatul Atfhal (Taman Kanak-Kanak), Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah serta guru-guru pendidikan agama non Islam, mengikuti kegiatan “Internalisasi Nilai-Nilai Agama dan Budaya di Sekolah dalam Menumbuhkan Moderasi Beragama”.
Acara ini diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bekerjasama dengan Bidang Agama, Sosial dan Budaya, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kaltim (FKPT Kaltim), di Hotel Harris Samarinda, Rabu (16/9).
“Tantangan kehidupan berbangsa kita akan semakin berat ke depannya. Bukan saja masalah ekonomi dan pembangunan fisik semata. Namun yang lebih besar yaitu pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan pendidikan dan karakter mutlak kita perlukan,” ujar Gubernur Kaltim Isran Noor dalam sambutan yang dibacakan oleh Plt Kesbangpol Kaltim, Deni Sutrisno dalam acara bertema “Moderasi Dari Sekolah” ini.
Gubernur Kaltim Isran Noor mengajak para guru agama untuk membangun moderasi pemikiran yang memberikan dorongan untuk selalu menjaga toleransi dan persatuan bangsa Indonesia.
“Saya harapkan kepada para guru agama yang hadir dapat memberikan penekanan pada penanganan dan dampak terorisme. Saya yakin para pendidik, para guru di sekitar kita adalah panutan bagi anak didik yang mampu hadir di tengah generasi milenial saat ini,” harapnya.
Ditempat yang sama, Ketua FKPT Kaltim, Achmad Jubaidi mengatakan kegiatan Moderasi dari Sekolah ini juga dilaksanakan di 32 provinsi seluruh Indonesia.
Dijelaskan, hasil survei BNPT tahun 2018 menunjukkan, para pelajar yang kini masuk dalam generasi millenial, ternyata tidak memiliki bekal pemahaman agama yang kuat.
“Sehingga peran guru agama di sekolah Islam dan non Islam menjadi sangat sentral dan sangat penting. Moderasi dari sekolah ini diharapkan dapat menangkal faham intoleransi, radikalisme dan juga terorisme,” tegasnya.
Sementara itu, dalam laporannya, Kepala Bidang Agama, Sosial dan Budaya FKPT Kaltim, Mulyadi Mugheni mengatakan bertujuan dari kegiatan ini adalah memperkuat kapasitas guru pendidikan agama di semua jenjang tentang bahaya terorisme dan radikalisme beserta cara pencegahan praktisnya.
“Kita perlu membekali para guru pendidikan agama semua jenjang baik untuk guru Islam maupun agama lainnya, tentang radikalisme dan terorisme melalui proses pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi,” ujarnya.
Dua sesi pembicara yaitu Direktur Pencegahan BNPT RI yang diwakili oleh Kasubdit Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Kepentingan Nasional di Luar Negeri, Kombes Pol Suyoko Junaedi yang memberikan pemaparan tentang tupoksi BNPT dan sesi kedua oleh DR. Suweri, MPd, yang memberikan materi tentang Pembelajaran Kritis, Demokratis dan Humanis dalam Penerapan Mata Pelajaran Agama dan Budaya di sekolah.
Usai mengikuti acara ini, FKPT Kaltim berharap ada guru pendidikan agama di Kaltim yang dapat mengirimkan video pembelajaran agama berbasis teknologi informasi yang inovatif dan mudah dimengerti oleh siswa.“Jadi BNPT juga mengadakan lomba Inovasi Pembelajaran Inspiratif Pendidikan Agama Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berhadiah total Rp68,5 Juta. Kita berharap ada guru dari Kaltim yang mewakili lomba dan masuk nominasi,” harap Mulyadi.(Yuliawan Andrianto)