Poskaltim.id, Samarinda — Kaum perempuan memiliki peranan yang sangat penting untuk menegakkan perdamaian, karena memiliki suatu kelebihan yang tidak dimiliki oleh kaum laki-laki yaitu insting keibuan.
“Insting keibuan ini dimiliki kaum perempuan secara alami yang mampu menciptakan perdamaian dengan cinta, kepedulian serta harmoni,” ujar Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kaltim, Hj Erni Makmur Hadi Mulyadi di Samarinda pada Rabu (21/9/2022).
Istri Wakil Gubernur Kaltim ini berbicara dalam acara Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) dengan tema “Viralkan Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme”. Acara ini digelar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kaltim (FKPT Kaltim) bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Ditambahkan Erni, perempuan khususnya di Kaltim hendaknya memperkuat jati diri dan meningkatkan peran utama terhadap anak-anak dan keluarga. Karena gerakan perempuan sejatinya memiliki peranan besar dalam mencegah ancaman radikalisme dan terorisme.
Erni Makmur secara tegas mengungkapkan jika kondisi bangsa Indonesia saat ini masih menjadi lahan subur bagi berkembangnya gerakan radikalisme, khususnya pada 15 tahun terakhir.

“Bahkan pada bulan Mei tahun 2018 pernah terjadi lima kali kasus teror di Indonesia dan pada November 2016 juga terjadi di Kaltim yaitu di Kota Samarinda yaitu pengeboman gereja Oikumene yang mengakibatkan dua orang anak meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka,” ujarnya.
Dirinya berharap, dengan acara Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) Viralkan Perdamaian dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme yang dilaksanakan oleh FKPT Kaltim bekerjasama dengan BNPT, dapat memberikan pemahaman bahwa aksi radikalisme dan terorisme dapat dicegah dengan peran keibuan dalam keluarga.
Sementara itu, Ketua FKPT Kaltim, Ahmad Jubaidi mengatakan perempuan saat ini memiliki peran dan porsi yang sama dalam aksi kekerasan terorisme di Indonesia. Dicontohkannya kasus terorisme di Jakarta, Surabaya dan Makassar juga melibatkan kaum perempuan.
“Program pencegahan ini adanya di bagian hulu, artinya memberdayakan pencegahan ini dari rumah tangga, dari keluarga. Membentengi anak-anak dan keluarga dari paham-paham intoleransi, paham radikalisme yang mengarah pada tindakan terorisme,” ujarnya.
Dalam kegiatan Perempuan Teladan, Optimis dan Produktif (TOP) ini, juga dihadirkan diskusi yang membahas tentang peran perempuan dalam keluarga untuk membentengi masuknya paham intoleransi pada keluarga dan anak. Narasumber yang hadir yaitu Siti Aminah dari Perempuan Lintas Agama Kaltim, Diena Haryana dari Sejiwa Foundation dan Teuku Fauzansyah dari BNPT.(Penulis : Yuliawan Andrianto)