Poskaltim.id, Samarinda, — Menyambut pelaksanaan Lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Kalimantan Timur (DPMPD Kaltim) melakukan penilaian untuk menentukan desa/kelurahan terbaik sebagai juaranya.
Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda DPMPD Kaltim Helvin Syahruddin mengatakan saat ini penilaian administrasi masih berlangsung, sehingga masih ada waktu bagi kabupaten/kota yang belum mengirimkan desa/kelurahan untuk mengikuti lomba ini.
“Sambil menunggu daerah lain mengirimkan berkas kepesertaaan lomba, kini masih dilakukan penilaian. Kami tunggu hingga 20 Agustus,” ujar di Samarinda, Jumat (11/8/2023).
Dalam penilaian lomba DPMPD Kaltim dibantu oleh lembaga atau organisasi yang selama ini melakukan pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan masyarakat baik di desa maupun kelurahan.
Lembaga tersebut adalah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kaltim, kemudian Forum Komunikasi Kader Pemberdayaan Masyarakat (Forkom KPM) Provinsi Kaltim.
Helvin menargetkan akhir Agustus ini verifikasi dan penilaian administrasi tuntas, sehingga mulai September langsung dilakukan penilaian lapangan, yakni mencocokkan antara administrasi yang dikirim dengan kondisi riil lapangan.
Ada empat bidang yang menjadi indikator dalam penilaian lomba BBGRM tingkat Provinsi Kaltim ini, yakni bidang kemasyarakatan, bidang ekonomi, bidang sosial, budaya dan agama, serta bidang lingkungan.
“Masing-masing bidang memiliki beberapa variabel yang harus dinilai dewan juri, seperti bidang kemasyarakatan ada 24 variabel, bidang ekonomi 8, sosial, budaya, agama ada 26 variabel, serta bidang lingkungan terdapat 13 variabel,” jelasnya.
Gotong royong perlu dilombakan dengan harapan warisan nenek moyang ini terus dilakukan di tengah masyarakat. Apalagi disadari bahwa gotong royong merupakan salah satu modal sosial yang tumbuh dan berkembang baik di desa maupun kelurahan.
Gotong royong, ujar Helvin merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, bahkan menjadi bagian dari sistem budaya bangsa, sehingga secara teoritik gotong royong dapat dikelompokkan sebagai modal sosial Bangsa Indonesia.
“Lomba BBGRM ini digelar sebagai salah satu upaya untuk melestarikan nilai-nilai gotong royong masyarakat, yakni melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya lembaga kemasyarakatan dalam pelaksanaan pembangunan,” ujarnya.(yul)