Poskaltim.id, Penajam — Nardi (34), seorang warga Kelurahan Petung, Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur memanfaatkan sabut kelapa untuk membuat pot bunga dan cocopeat setelah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan tambang batu bara.
“Bulan Juni lalu saya terkena PHK dari perusahaan tambang batu bara di Provinsi Kalteng, kemudian sebulan kemudian saya mulai memanfaatkan sabut kelapa untuk membuat cocopeat dan cocofiber untuk pot tanaman hias,” ujar Nardi saat didatangi di rumahnya, Senin (20/9).
Nardi yang tinggal di RT 17, Kelurahan Petung ini menjelaskan bahwa hampir sebulan setelah di-PHK, ia sempat menganggur dan belum punya rencana apa pun untuk mengisi kegiatan hari-harinya.
Sampai suatu sore ketika ia santai di belakang rumah, saat melihat banyaknya pohon kelapa dan banyaknya sabut kelapa yang berserakan terbuang di belakang rumah, kemudian ia terpikir untuk memanfaatkan sabut kelapa tersebut.
Ia kemudian “berselancar” di internet tentang apa saja manfaat sabut kelapa. Di antara manfaat yang ditemukan adalah bahwa sabut kelapa bisa digunakan menjadi cocopeat atau sebagai media tanam pengganti tanah. Kemudian cocofiber atau sabutnya bisa menjadi bahan membuat pot yang bernilai seni.
Kini ia sudah mampu memproduksi pot bunga hias dari bahan baku cocofiber berdiameter luar 11 cm dan diameter dalam 9 cm dengan tinggi 12 cm. Dalam waktu sekitar satu bulan ini, ia mampu menghasilkan sekitar 100 unit pot cocofiber.
“Satu pot saya jual dengan harga Rp20 ribu dan sekarang sudah laku hampir 100 pot. Sementara untuk cocopeat untuk media tanam saya jual seharga Rp15 ribu per karung plastik,” ucap Nardi.
Ia menuturkan, penjualan yang dilakukan saat ini hanya melalui media sosial (medsos) saja karena selain rumahnya jauh dari jalan raya, ia juga merasa belum mampu menyewa kios di lokasi keramaian karena harga sewanya tidak terjangkau olehnya.
“Saya berasal dari Kabupaten Kutai Kartanegara, sementara saya lama di Samarinda mulai sekolah hingga kuliah, kemudian kerja di perusahaan tambang, namun istri saya orang sini, makanya saya ikut istri ke sini, jadi bagi saya, di sini termasuk baru sehingga belum banyak yang saya kenal,” katanya.
Mengingat dia masih baru di PPU, maka ia memanfaatkan medsos untuk menjual produknya, sehingga yang tertarik untuk membelinya kemudian adalah teman-teman lama dia yang berada di Samarinda maupun di Kutai Kartanegara.
“Ketika pot dan cocopeat saya pos di FB, teman-teman lama saya yang di Samarinda dan Kutai Kartanegara banyak yang tertarik dan membelinya. Semoga ini bisa menjadi penyemangat saya untuk menekuni usaha baru ini,” tutur Nardi.(Muhamad Aryatama)