Poskaltim.id, Samarinda — Kondisi lingkungan sekolah dan bangunan SMA Negeri 16 Samarinda yang berada di Jalan Perjuangan memprihatinkan dan memerlukan penanganan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Timur (Disdikbud Kaltim) berencana akan melakukan intervensi terhadap kondisi ini.
Kepala Disdikbud Kaltim Muhammad Kurniawan menuturkan pihaknya akan melakukan tahap perencanaan terlebih dahulu untuk perbaikan dan penanganan untuk SMA Negeri 16 Samarinda ini.
“Mungkin rehab-rehab (rehabilitasi bangunan) kecil terlebih dulu. Mungkin pada 2024 kita selesaikan. Karena bangunan SMA Negeri 16 Samarinda memang sudah lama tidak ditinggali, sehingga banyak (bagian) yang harus direnovasi,” tuturnya.
Menurut Kadisdikbud Kaltim ini nantinya ada sebuah bentukan tim yang akan memeriksa bagian mana yang lebih dahulu untuk diprioritaskan mendapatkan penanganan dan renovasi.
“Nanti tim saya akan memeriksa di lapangan, kira-kira apa yang harus diintervensi. Apa saja yang akan kita lakukan untuk melakukan intervensi kepada SMA Negeri 16 Samarinda ini,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala SMA Negeri 16 Samarinda, Abdul Rozak Fahrudin pun telah mengajukan perbaikan gedung kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim.
Menurutnya, sudah sekitar hampir 1 tahun sekolahan ini kosong dan tidak digunakan sejak ditinggalkan SMAN 10 Samarinda yang kini menempati gedung di Jalan Pangeran Noor.
“Ini kan baru kita gunakan lagi, sehingga kita perlu memeriksa bagian-mana dari bangunan yang seharusnya mendapatkan perbaikan. Setelah itu kita usulkan. Kabarnya Disdikbud akan merespon dan memberikan perbaikan kecil dan mendasar terlebih dahulu,” ujarnya pada Jumat (14/7/2023).
Bangunan eks SMA Negeri 10 Samarinda di jalan Perjuangan ini lanjut Rozak, sudah masuk dalam rencana perbaikan dan pemeliharaan. Tentunya, semua ini dilakukan untuk membuat siswa/siswi semakin nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran di SMA Negeri 16 Samarinda.
Menurut Rozak, jika dilihat dari cat temboknya sudah banyak yang terkelupas dan kusam. Ini memerlukan pengecatan ulang. Kemudian lapangan upacara juga sudah rusak dan terkesan kotor. Inipun harus mendapatkan penanganan untuk dicor semen. Sementara bagian laboratoriumnya kurang menunjang dan terpenting bagian asrama juga ada bangunan yang rusak akibat lama tidak dihuni.
Disinggung soal besar anggaran yang akan dikucurkan Disdikbud Kaltim, Abdul Rozak juga belum mengetahui berapa banyak anggaran yang diperlukan untuk perbaikan. Dipastikan perbaikan yang diusulkan akan dilaksanakan secara bertahap.
“Semua itu ada di dinas, peran saya hanya mengusulkan. Jadi, angka pastinya tidak tahu berapa besar anggarannya. Namun, karena hanya renovasi-renovasi ringan saja, pasti tidak terlalu besar. Kan ini bukan dalam rangka bangun gedung baru yang membutuhkan anggaran besar,” jelasnya.(yul/adv/disdikbudkaltim)