Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14, Adjie Muhammad Idris

Kaltim Bangga Sultan Adjie Muhammad Idris menjadi Pahlawan Nasional

Peringatan Hari Pahlawan tahun 2021, menjadi hari yang bersejarah bagi masyarakat Kalimantan TImur, karena Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14,  Sultan Aji Muhammad Idris ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional asal bumi  Mulawarman.

“Kita patut bersyukur,  Sultan Aji Muhammad Idris sebagai pahlawan nasional yang memang sudah pantas menjadi seorang pahlawan dan sudah beberapa lama diperjuangkan oleh rekan-rekan kita di Kabupaten Kutai Kartanegara,” ujar Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin.

Walau menjadi Pahlawan Nasional asal Kaltim, namun makam Sultan AM Idris makamnya berada di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.  Diterangkan Rendi, Sultan AM Idris berangkat ke Sulawesi Selatan untuk membantu kerajaan Wajo saat berperang melawan penjajah Belanda.

Sultan AM Idris melawan Belanda bersama dengan kakek mertuanya yakni Sultan La Maddukelleng Arung Paneki.  Namun, sang sultan gugur di medan perang dan dimakamkan di Kabupaten Wajo.

Diketahui, Sultan AM Idris menikah dengan Andi Riajeng, putri dari Adjie Doya yang memerintah di Kerajaan Paser. Adjie Doya bersuamikan Peta Sibenggareng, putra La Maddukelleng Arung Paneki dari Kerajaan Wajo di Sulawesi Selatan.

“Ini menunjukkan Kukar kaya akan budaya. Artinya disini sudah jelas beliau mempersunting istri dari negeri Bugis, jadi banyak di Kabupaten Kukar ini warga yang berdarah Bugis,” ucap Rendi.

Sultan AM Idris memerintah di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura pada 1732-1739. Saat membantu berperang melawan Belanda di Wajo ini, Sultan AM Idris sudah diangkat sebagai sultan dan sedang memerintah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura. Sehingga, saat melawan Belanda di Wajo, dirinya rela meninggalkan jabatan dan keluarga. Dikisahkan saat itu AM Idris didampingi sekitar 800 orang pasukan yang berangkat dengan menumpang 40 unit kapal saat menyeberangi laut Sulawesi.

Pasukan Sultan Adjie Muhammad Idris kemudian bergabung dengan pasukan dari kerajaan lainnya seperti dari Kerajaan Sopeng, Sidendengrapang, dan Kerajaan Wajo.

Pengajuan nama Sultan AM Idris sebagai Pahlawan Nasional melalui proses panjang sejak tahun 1999. Setelah bukti perjuangan dan bukti sejarah Kutai Kartanegara dibuka kembali, barulah nama Sultan Adjie Muhammad Idris ini ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.(Penulis : Yuliawan Andrianto)

About Redaksi

Check Also

Manjakan Nasabah, CIMB Niaga Gelar Konser Kejar Mimpi untuk Indonesia di Samarinda

Poskaltim.id, Samarinda – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) akan menggelar Konser Kejar Mimpi …

Warga Samarinda Mendadak Jutawan dari Tutup Botol Ichitan

Poskaltim.id, Samarinda —  Marwana atau yang akrab disapa Ana (30 tahun) tidak pernah menyangka menjadi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *