Poskaltim.id, Maratua – Kasus orang yang terkonfirmasi Positif Covid-19 di Kaltim terus melandai. Bahkan, di Kabupaten Berau yang mengandalkan tujuan wisata bahari laut dan pantai, hingga 14 November 2021, kasusnya hanya satu orang saja.
Melandainya kasus Covid-19 di Kabupaten Berau berbanding terbalik jika melihat tampilan kasus pada penghujung hingga awal tahun 2021. Bahkan obyek wisata andalan Berau yaitu Pulau Derawan dan Maratua harus tutup sementara.
Namun, saat rombongan Capacity Building Wartawan Ekonomi dan Bisnis yang dibawa oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, terlihat obyek wisata Derawan dan Maratua ini mulai ada geliat kedatangan pengunjung.
Saat di Derawan pada Minggu (7/11/2021) tampak wisatawan mulai banyak berkunjung ke pulau seluas 43 hektar tersebut. Ada yang dating dari Samarinda, Tanjung Redeb bahkan dari Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Posisi pulau Derawan yang menjorok ke laut, mudah didatangi oleh wisatawan asal Tarakan karena hanya memerlukan waktu 2,5-3 jam saja menggunakan perahu cepat.
Begitupun di obyek wisata Pulau Kakaban yang menawarkan ekowisata ubur-ubur yang tidak menyengat, puluhan orang wisatawan lokal dari Tanjung Redeb, Samarinda, hingga dari Bulungan, Tarakan dan dari Jakarta, memenuhi dermaga untuk naik ke atas danau Kakaban.

Setidaknya ada lima rombongan besar wisatawan yang beranggotakan lebih dari 20 orang tiba di dermaga Pulau Kakaban pada Minggu (7/11/2021) tersebut.
“Iya wisatawan mulai berdatangan. Dahulu awal Covid-19, semua pengunjung harus melakukan tes swab (jika masuk Pulau Derawan). Kini sudah bebas tidak ada pemeriksaan. Akibatnya sektor pariwisata di Derawan sepi,” ujar Banding, pekerja di salah satu resort yang ditemui Poskaltim.id.
Kini ia bersyukur, wisatawan mulai datang kembali ke Derawan walaupun belum seluruhnya normal. Pengunjung terbanyak pada akhir pekan sejak hari Jumat hingga Minggu dan dalam kelompok-kelompok kecil seperti satu keluarga dengan dua orang anak atau lebih.
Walau tidak menerapkan protokol kesehatan yang ketat, Banding menjelaskan jika di setiap tempat penginapan dan resort, selalu disediakan tempat dan alat kesehatan seperti pengukur suhu tubuh, tempat cuci tangan dengan sabun hingga menyediakan hand-sanitizer di dalam kamar.
“Kami penduduk Derawan dan Maratua asalnya sama. Jadi walaupun kami tinggal di Derawan tetapi banyak juga keluarga di Maratua. Demikian sebaliknya. Pariwisata belum normal kami semua terkena imbasnya,” ucap Banding yang saat itu sedang membersihkan rumput milik sebuah resort terkenal di Derawan.
Banding berharap, Covid-19 lenyap dan pariwisata kembali pulih. Setidaknya jika pariwisata bergairah, ia dan anggota keluarga lainnya dapat mencari nafkah dari pariwisata.
“Selama tidak ada tamu kami hanya melaut seadanya. Kembali menjadi nelayan. Tetapi kerjanya lebih keras, lebih capai. Kalau pariwisata jalan (bergairah) kami senang,” ujarnya.(Penulis : Yuliawan Andrianto)