Poskaltim.id, Jayapura – Harapan kontingen Kalimantan Timur yang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua untuk berada di peringkat lima besar, ternyata kandas.
Kaltim hanya mampu berada di peringkat tujuh setelah berhasil mengumpulkan 25 emas, 32 perak dan 42 perunggu. Kaltim berada di bawah Jawa Tengah yang berada di peringkat enam dan Provinsi Bali yang berada di peringkat lima besar.
“Kalimantan Timur berada di peringkat tujuh. Hingga hari terakhir pertandingan berhasil mengumpulkan 25 emas, 32 perak dan 42 perunggu,” jelas Ketua KONI Kaltim Zuhdi Yahya melalui Wakil Ketua Bidang IV, Rusdiansyah Aras kepada wartawan di Hotel Front One Jayapura, Kamis (14/10/2021)
Pada PON 19 di Jawa Barat tahun 2016, Kaltim berada di peringkat lima dengan perolehan medali sebanyak 25 emas, 42 perak dan 72 perunggu. Perolehan medali yang hampir sama antara PON Jabar dan Papua ternyata menghasilkan peringkat akhir yang berbeda.
Rusdiansyah Aras menjelaskan hal ini disebabkan namun jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan di PON Papua kali ini lebih sedikit. Sementara dari segi posisi klasemen perolehan medali memang terjadi penurunan.
Belum lagi saat pandemi Covid-19 yang berlangsung hampir 2 tahun terakhir juga berpengaruh pada berbagai latihan dan kejuaraan nasional. Ini menyebabkan setiap provinsi di Indonesia sangat sulit mengintip kekuatan lawan. Sehingga target yang diinginkan bisa saja meleset dari perkiraan.
Sebut saja Provinsi Bali yang kini berada di peringkat lima, adalah provinsi yang tidak diunggulkan jika melihat prestasi Kaltim pada PON Jabar lalu. Namun siapa sangka Bali mampu mengoleksi medali emas lebih banyak dari Jateng dan Kaltim. Bali berhasil merebut 28 medali emas, 24 perak dan 52 perunggu.
“Namun perjuangan atlet tetap harus diapresiasi karena kerja keras telah dilakukan baik saat sebelum PON maupun saat pelaksanaan,” tegas Aras.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada seluruh anggota DPRD,Dispora Kaltim, Kapolda Kaltim, Pangdam VI Mulawarman, Danlanud, Walikota dan Bupati se Kaltim, KONI Kabupaten/kota serta Dinas Kesehatan Kota Samarinda karena telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam persiapan hingga pelaksanaan PON di Papua.
Ia juga mengucapkan selamat kepada peraih medali emas atas prestasi yang diraih dan berharap dapat terus dipertahankan. Sedangkan bagi atlet yang meraih perak dan perunggu jangan berkecil hati dan terus meningkatkan latihan untuk PON selanjutnya.
Rusdiansyah Aras juga mengakui prestasi kontingen Bali yang berhasil berada pada posisi kelima. Hal tersebut di luar prediksi dan akan menjadi evaluasi KONI Kaltim.
“Dengan segala rintangan dan keterbatasan,Kaltim masih mampu bersaing dalam perolehan medali. Atlet Kaltim berlaga di PON ini telah berjuang dengan maksimal,” ujar Rusdiansyah Aras.
Hingga berakhirnya seluruh pertandingan, juara umum disematkan kepada Provinsi Jawa Barat yang memperoleh medali terbanyak dengan 130 medali emas, 103 perak dan 114 perunggu.
Sedangkan peringkat kedua diraih Jawa Timur dengan 110 emas, 89 perak dan 86 perunggu. Sementara DKI Jakarta harus puas berada di posisi ketiga dengan 109 emas, 91 perak dan 97 perunggu. Sementara, tuan rumah Papua berhasil menempati peringkat keempat dengan 89 medali emas, 63 perak dan 100 perunggu.
Walau berada di peringkat tujuh nasional dan tidak dapat mengulang prestasi dan peringkat akhir seperti saat di PON 19 Jawa Barat 2016, Kaltim masih mampu menjadi provinsi teratas di luar provinsi yang ada di Jawa dan Bali.
Apapun alasannya, prestasi yang didapat atlet Kaltim hari ini harus dievaluasi untuk perbaikan untuk laga PON mendatang. Dari perolehan medali sebanyak 25 emas, 32 perak dan 42 perunggu haruslah menjadi catatan karena ada 32 medali perak yang tidak dapat dikonversi menjadi medali emas untuk mendongkrak peringkat yang dipatok.
Perbaikan sistem pelatihan, peralatan, pendanaan dan berbagai faktor lainnya untuk dapat mengembalikan posisi pada peringkat lima pada PON XXI di Aceh-Sumut haruslah mendapatkan perhatian dari sekarang. jika tidak, Kaltim akan mengulang peringkat pada PON Papua atau malah terpuruk lebih jauh lagi di peringkat bawah. (Yuliawan Andrianto/*)