Perempuan Terpapar Radikalisme Masih Tinggi di Indonesia

Poskaltim.id, Samarinda — Bidang Perempuan dan Anak, Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Kalimantan Timur (FKPT Kaltim), sukses menyelenggarakan acara “Ngobrol Perempuan TOP/Teladan, Inspiratif dan Produktif” yang berlangsung secara zoom meeting pada Rabu (28/7/2021).

Ketua FKPT Kaltim, H. Achmad Jubaidi, S.Sos, MSi mengatakan kasus perempuan yang terpapar paham radikalisme-terorisme di Indonesia masih tinggi. Sehingga, diperlukan pencegahan dan penguatan pemahaman agar para ibu rumah tangga, dapat membentengi diri dari paham yang menyimpang ini.

“Data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia, paparan radikalisme-terorisme di kalangan perempuan masih lebih tinggi dibandingkan dengan paparan terhadap kaum laki-laki. Angkanya mencapai 12,3 persen,” tutur Achmad Jubaidi saat memberikan sambutan pada kegiatan pembukaan.

Dijelaskan Jubaidi,  beberapa kasus pengeboman di Indonesia masih menyertakan perempuan, bahkan beserta anak mereka. Ini membuktikan bahwa perempuan yang dianggap kaum lemah, dapat bertindak melebihi kekuatan yang dimiliki oleh kaum lali-laki.

Apalagi, keluguan perempuan, sangat mudah dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikalisme-terorisme, yang terus mencari pengikut walaupun di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Sementara itu, pembicara dari BNPT RI, Nanda Fajar Aditya yang merupakan Kepala Seksi Perlindungan Kepentingan Nasional di Luar Negeri mengatakan, saat ini banyak kaum perempuan dan anak-anak yang masih tertahan di luar negeri seperti di Suriah, karena status kewarganegaraan.

‘Mereka terkatung-katung (kewarganegaraannya) karena Pemerintah RI menolak menerima mereka kembali setelah mereka berada di luar negeri. Motif awalnya bermacam-macam, yaitu termakan bujukan dan rayuan kelompok radikalisme dan terorisme internasional,” tegas Nanda.

“Disinilah perlunya pelibatan masyarakat dalam memberikan pemahaman bahaya radikalisme-terorisme. Pencegahan terorisme tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja tetapi juga memerlukan dukungan semua pihak di daerah. Apalagi tantangan kaum perempuan yang berpotensi  terpapar radikalisme-terorisme masih tinggi di Indonesia,” ujarnya.

Acara yang diikuti lebih dari 90 orang peserta ini berlangsung dengan empat pembicara baik nasional maupun daerah. Selain Kepala Seksi Perlindungan Kepentingan Nasional di Luar Negeri BNPT RI, Nanda Fajar Aditya, juga menghadirkan Penggiat Perlindungan Perempuan Dra. Diena Haryana, MA dan Ahmad Muthohar, M.Si dari Universitas Islam Negeri Samarinda.(*)

About Redaksi

Check Also

HUT Ke-11 Kabupaten Mahulu Dimeriahkan Dengan Cross Border Expo

Poskaltim.id, Mahakam Ulu — Peringatan hari jadi Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) ke-11 tahun 2024 berlangsung …

Serunya Pilkada Serentak 2024 di Kaltim

Poskaltim.id, Samarinda —  Pesta demokrasi pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak di Kalimantan Timur berlangsung dengan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *