Poskaltim.id, Tenggarong – Sinergi strategis terjalin antara PGRI dan Pemkab Kukar dalam mewujudkan Kukar sebagai pusat pendidikan. Setelah PGRI Kukar menyampaikan rencana pembangunan Fakultas Kedokteran, Bupati Aulia Rahman Basri merespons dengan meluncurkan program beasiswa tematik, yang secara khusus akan mengatasi kelangkaan tenaga profesional di daerah terpencil.
Inisiatif tersebut terungkap saat Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalimantan Timur, Prof. Dr. Yonatan Palinggi, didampingi Ketua PGRI Kukar Nasrullah dan jajaran pengurus, melakukan audiensi dengan Bupati dr. Aulia Rahman Basri di Ruang Rapat Rumah Jabatan Bupati pada Kamis, (7/8). Pertemuan ini merupakan bentuk silaturahmi sekaligus ungkapan syukur atas dilantiknya pasangan Aulia Rahman Basri dan Rendi Solihin.
Dalam pertemuan tersebut, Prof. Dr. Yonatan Palinggi, yang juga mantan Ketua PGRI Kukar, menjelaskan bahwa PGRI Kukar berkomitmen penuh mendukung visi dan misi “Kukar Idaman Terbaik 2025–2030.” Ia menegaskan bahwa Kukar telah menjadi barometer pendidikan di Kaltim, terbukti dengan berkali-kali meraih juara umum olimpiade.
Untuk meningkatkan kualitas lebih lanjut, PGRI menyampaikan rencana pembangunan Fakultas Kedokteran di lahan seluas 50 hektar di Jonggon. Lahan yang telah disiapkan oleh Bupati sebelumnya, Edi Damansyah, diharapkan dapat segera diproses hibahnya oleh Pemkab.
Menanggapi rencana tersebut, Bupati Aulia Rahman Basri mengapresiasi visi PGRI untuk menjadikan Kukar sebagai pusat pendidikan. Ia menegaskan kembali komitmen Pemkab untuk menjalankan program sekolah gratis di seluruh jenjang pendidikan.
“Konsep pendidikan di Kukar harus menjadi atensi kita bersama. Kita jadikan Kukar tempat yang nyaman. Jika ada universitas yang ingin membangun di Kukar, kita beri kesempatan untuk memanfaatkan fasilitas yang ada,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bupati Aulia Rahman Basri mengungkapkan langkah inovatif Pemkab dengan menyiapkan beasiswa tematik. Program ini akan diberikan penuh kepada anak-anak dari daerah yang kekurangan tenaga profesional, seperti Tabang dan Kembang Janggut, untuk mengambil jurusan kedokteran. Dengan syarat, mereka bersedia kembali dan mengabdi di daerah asalnya. Kebijakan ini diharapkan dapat menjadi solusi strategis untuk pemerataan tenaga ahli dan pembangunan berkelanjutan di seluruh pelosok Kukar.*)