Poskaltim.id, Samarinda – Jumlah kunjungan wisatawan ke Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2024 menunjukkan tren positif. Total jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) berjumlah 6,9 juta dan wisatawan mancanegara (wisman) sebanyak 18 ribu orang.
Diketahui, penduduk Kaltim pada 2024 diproyeksikan berjumlah 4,05 juta jiwa. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan jumlah ini merupakan yang terbesar ketiga di Pulau Kalimantan setelah Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Selatan (Kalsel).
Jumlah kunjungan wisatawan ke Kaltim tahun 2024 ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, Ririn Sari Dewi dalam konferensi pers bersama wartawan di Samarinda pada Kamis (6/2/2025).
Ririn yang didampingi Kepala Bidang Pemasaran Restiawan Baihaqi dan Kepala Seksi Data Informasi Pariwisata Hery Soesanto menjelaskan keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) dampaknya besar sekali bagi kunjungan wisata nusantara di Kaltim. Namun diakui Ririn, komponen biaya transportasi perjalanan masih menjadi faktor penghalang tingkat kunjungan wisatawan ke Kaltim.
“Geliat kunjungan pariwisata di Kaltim tumbuh kembali sejak berakhirnya masa pandemi covid-19. Apalagi Kaltim menjadi IKN di Penajam Paser Utara. Pada tahun 2025 terdapat 181 event yang akan digelar di 10 kabupaten/kota,” jelas Ririn.
Dijelaskan Ririn, untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Kaltim, perlunya penetrasi pasar karena provinsi lainnya juga melakukan promosi yang gencar. Diantaranya, melakukan promosi berupa table top dan lainnya dengan mitra lainnya termasuk dengan provinsi lainnya di Indonesia.
“Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara, kita perlu penetrasi pasar yang lebih luas karena provinsi lainnya juga melakukan promosi yang gencar,” tegasnya.
![](https://poskaltim.id/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-08-at-07.41.22m.jpg)
Sementara itu, Kepala Bidang Pemasaran Restiawan Baihaqi menjelaskan beberapa pengolahan data dilakukan dengan beberapa indikasi selama empat triwulan dalam setahun. Selain itu penghitungan juga dilakukan di setiap obyek wisata di kabupaten dan kota di Kaltim.
“Pengolahan data kunjungan wisatawan di Kaltim dilakukan on the spot di setiap objek wisata. Dan pengumpulan datanya sedikit berbeda dengan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik,” ujar Baihaqi.(yul)