Poskaltim.id, Balikpapan — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT RI) melaksanakan kegiatan Penguatan Kampus Kebangsaan yang dihadiri ratusan mahasiswa di Kota Balikpapan, pada Kamis (15/8/2024).
Acara yang digelar di Ballroom Cheng Ho Universitas Mulia Balikpapan ini dihadiri oleh Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI. Roedy Widodo, Direktur Pencegahan BNPT Prof. Dr. Irfan Idris, M.A dan Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si.
Selain itu, juga turut hadir Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltim, H. Ahmad Jubaidi, mitra Deradikalisasi BNPT Mohamad Nasir Abbas serta perwakilan Kodam VI Mulawarman dan Polda Kaltim.
Dalam pidatonya, Mayjen TNI. Roedy Widodo mengatakan tujuan dari kegiatan Penguatan Kampus Kebangsaan ini adalah untuk penguatan civitas akademika dalam mencegah berkembangnya radikalisme-terorisme, khususnya di dalam kampus.
“Ancaman radikalisme dan terorisme berkembang semakin dinamis dengan ciri mendadak anti sosial, menghabiskan waktu dengan komunitas secara tertutup serta terjadi perubahan perilaku dan emosional saat membahas politik maupun agama,” jelasnya.
Ditambahkan Roedy Widodo, berdasarkan Indek Potensi Radikal (IPR), tahun 2023, angka IPR menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 1,7 persen dari 2022 ke tahun 2023 terhadap kondisi pemahaman dan sikap. Melihat angka ini ternyata cukup memprihatinkan.
“Dari hasil survei ditemukan yang terpapar radikalisme ini adalah perempuan, remaja dan anak-anak. Dan 72 persen masih belum terpapar dan kondisi ini yang pemerintah melalui BNPT dan seluruh pemangku kepentingan untuk terus melakukan edukasi dan penguatan karakter diri.
Sementara itu, Rektor Universitas Mulia Balikpapan, Prof. Dr. Ir. Muhammad Ahsin Rifa’i, M.Si mengatakan beberapa hasil riset dan data BNPT ternyata kampus merupakan salah satu yang potensial terpapar paham radikalisme dan terorisme serta paham intoleransi.
Menurutnya, saat ini sikap intoleransi di kalangan mahasiswa terbilang rendah. Sehingga, perlunya menumbuhkan empat pilar yang tidak terpisahkan satu dengan pilar lainnya yaitu pilar keluarga sebagai benteng pertama menguatkan karakter seseorang.
“Selebihnya adalah pilar pendidikan, pesantren, perguruan tinggi dan pendidikan formal lainnya yang bertanggung jawab pada pengajaran pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan nilai-nilai kemasyarakatan. Jika benteng-benteng pendidikan ini juga mulai rapuh maka bibit-bibit intoleransi akan terus berkembang,” ucapnya.
Selain itu pentingnya tempat ibadah sebagai pembentuk karakter selain keluarga dan pendidikan. Tempat ibadah sebagai benteng untuk menanamkan kejujuran, tanggung jawab, etika dan sopan santun dan budi pekerti.
“Benteng keempat adalah peran pemerintah seperti yang dilakukan oleh BNPT dan FKPT hari ini untuk bersama-sama membentengi para anak muda, remaja dan mahasiswa dari ancaman paham radikalisme-terorisme,” tegasnya.
Muhammad Ahsin Rifa’i sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh BNPT dan FKPT Kaltim bertempat di Kampus Universitas Mulia ini sebagai pembekalan bagi mahasiswa agar tidak terpapar paham radikalisme-terorisme.
“Kami juga akan menyusun kurikulum yang akan lebih banyak meningkatkan pemahaman karakter dan nilai-nilai kebangsaan di kalangan mahasiswa,” ucapnya.(yul)