Poskaltim.id, Balikpapan – Bidang Perempuan dan Anak Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Kalimantan Timur (FKPT Kaltim) menyelenggarakan kegiatan bersama orang tua, siswa dan para guru, membahas pencegahan radikalisme dan intoleransi serta ancaman digitalisasi.
Tema yang dipilih “Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku”, dengan harapan anak-anak Indonesia sehat mental, keluarga cerdas dan tangguh. Adapun sub tema kegiatan yaitu Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme melalui FKPT dan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT).
Kasubdit Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Kepentingan Nasional Luar Negeri BNPT Kolonel (Sus) Solihuddin Nasution mengatakan globalisasi dan digitalisasi dunia maya saat ini sudah menjadi perhatian bersama baik pemerintah, guru dan orang tua serta pemangku kepentingan.
Digitalisasi dan gempuran media sosial, ujarnya, tidak dapat dihindari oleh masyarakat Indonesia saat ini, namun dapat digunakan dengan lebih bijak dan memberikan manfaat.
“Anak-anak dan orang tua yang kerap aktif di media sosial kadang tidak tahu apa yang mereka baca, dengar dan lihat ada kaitannya dengan terorisme dan menerima mentah-mentah tanpa ada tabayyun atau klarifikasi,” ujarnya pada Rabu (2/10/2024).
Pada acara Smart Bangsaku, Bersatu Indonesiaku yang berlangsung di SMP Nasional KPS ini dihadiri ratusan orang peserta yang terdiri dari orang tua, siswa dan tenaga pendidik di lingkungan Sekolah Tingkat Pertama (SMP). Beberapa SMP yang hadir dan berpartisipasi sebagai peserta diantaranya SMP Saraswati, SMP Istiqamah, SMP Patra Dharma 2, SMP Negeri 12, SMP Katolik Santo Mikail dan SMP KPS Nasional sebagai tempat acara.
Turut hadir sebagai pembicara dalam kegiatan ini diantaranya Kepala Dinas Pendidikan Kota Balikpapan yang diwakili oleh Suyitna, Pengajar dan Peneliti Program Vokasi Universitas Indonesia, Mila Viendyasari serta Kasubdit Pengamanan WNI dan Kepentingan Nasional Luar Negeri BNPT Kolonel (Sus) Solihuddin Nasution.
Di sesi akhir, Mila Viendyasari memaparkan sejumlah kelebihan, kekurangan dan ancaman digitalisasi dan media sosial saat ini. Menurutnya, orang tua perlu lebih sering berkomunikasi dengan anak dalam pembatasan penggunaan media sosial di lingkungan rumah masing-masing.
Menurutnya, pentingnya orang tua turut serta membangun komunikasi dengan anak ketika di rumah diantaranya memberikan pembatasan waktu bermain game, pembatasan bermedia sosial dan pembatasan penggunaan gadget ketika kumpul dengan keluarga.
“Saat ini ancaman digitalisasi dan media sosial sangat mengancam mental generasi muda. Bahayanya seperti adanya penipuan online, bullying, pornografi hingga judi online,” tegasnya.(yul)